RHODE ISLAND - Mertua dari salah satu pelaku Bom Boston Tamerlan Tsarnaev, mengungkapkan kekecewaan mereka atas aksi menantunya. Berbicara dari rumah mereka di negara bagian Rhode Island, Judith dan Warren Russel mengaku tidak pernah menyangka suami putri mereka, Katherine Russell bisa berbuat hal seperti itu.
"Hari ini putri kami kehilangan suami, ayah dari anaknya. Kami sampai sekarang masih tidak mengerti bagaimana tragedi mengerikan ini bisa terjadi. Tapi sekarang kami sadar selama ini tidak pernah mengenal siapa sebenarnya Tamerlan Tsarnaev," ujar Judith Russel membacakan pernyataan mereka seperti dikutip Daily Mail Online, Sabtu (20/4).
Mereka pun mengutuk keras perbuatan pria 26 tahun itu yang telah mengakibatkan 3 orang tewas. "Hati kami sangat sakit melihat apa yang ia lakukan," sambungnya lagi.
Katherine diketahui menikah dengan Tamerlan dan memeluk agama Islam beberapa tahun lalu. Mereka memiliki seorang putri berumur 3 tahun bernama Zahara.
Salah seorang tetangga orang tua Katherine mengatakan bahwa perempuan 24 tahun itu bertemu dengan suaminya di Boston. Ketika itu Katherine tengah menjalani studi di Universitas Suffolk yang terletak di kota tersebut.
"Dia masuk kuliah sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu. Setahun kemudian aku melihatnya berpakaian gaya Islami. Rambutnya tertutup dan pakaiannya sangat-sangat longgar. Ia datang bersama seorang pria, saya kita itu suaminya," ujarnya.
Menurutnya, pasangan itu mengunjungi rumah orang tua Katherine hampir setiap akhir pekan. Mereka, lanjutnya, juga selalu membawa seorang gadis kecil.
Rumah Katherine sendiri sempat digeledah FBI pada Jumat subuh waktu setempat. Katherine pun sempat dibawa untuk keperluan interogasi.
Sementara itu di tempat terpisah, bibi Tamerlan mengatakan bahwa pernikahan dengan Katherine menunjukan bahwa keponakannya itu adalah seorang yang toleran.
"Dia punya seorang istri dari keluarga kristen. Dia menemukan cintanya, dia menikah dan sangat-sangat bahagia memiliki seorang putri," ucap bibi Tamerlan. (dil/jpnn)
"Hari ini putri kami kehilangan suami, ayah dari anaknya. Kami sampai sekarang masih tidak mengerti bagaimana tragedi mengerikan ini bisa terjadi. Tapi sekarang kami sadar selama ini tidak pernah mengenal siapa sebenarnya Tamerlan Tsarnaev," ujar Judith Russel membacakan pernyataan mereka seperti dikutip Daily Mail Online, Sabtu (20/4).
Mereka pun mengutuk keras perbuatan pria 26 tahun itu yang telah mengakibatkan 3 orang tewas. "Hati kami sangat sakit melihat apa yang ia lakukan," sambungnya lagi.
Katherine diketahui menikah dengan Tamerlan dan memeluk agama Islam beberapa tahun lalu. Mereka memiliki seorang putri berumur 3 tahun bernama Zahara.
Salah seorang tetangga orang tua Katherine mengatakan bahwa perempuan 24 tahun itu bertemu dengan suaminya di Boston. Ketika itu Katherine tengah menjalani studi di Universitas Suffolk yang terletak di kota tersebut.
"Dia masuk kuliah sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu. Setahun kemudian aku melihatnya berpakaian gaya Islami. Rambutnya tertutup dan pakaiannya sangat-sangat longgar. Ia datang bersama seorang pria, saya kita itu suaminya," ujarnya.
Menurutnya, pasangan itu mengunjungi rumah orang tua Katherine hampir setiap akhir pekan. Mereka, lanjutnya, juga selalu membawa seorang gadis kecil.
Rumah Katherine sendiri sempat digeledah FBI pada Jumat subuh waktu setempat. Katherine pun sempat dibawa untuk keperluan interogasi.
Sementara itu di tempat terpisah, bibi Tamerlan mengatakan bahwa pernikahan dengan Katherine menunjukan bahwa keponakannya itu adalah seorang yang toleran.
"Dia punya seorang istri dari keluarga kristen. Dia menemukan cintanya, dia menikah dan sangat-sangat bahagia memiliki seorang putri," ucap bibi Tamerlan. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Polisi Tewas dan 15 Terluka
Redaktur : Tim Redaksi