Pembunuh Eng Li Sempat Gerayangi Tubuh Charissa

Kamis, 30 Oktober 2014 – 10:45 WIB

jpnn.com - BATAM KOTA - Perbuatan Reno pembunuh Eng Li (40) bersama dua anaknya Charissa Leonis alias Anfun (15) dan Charvies alias Alung (9) benar-benar biadab. Tak hanya mengambil uang korban senilai Rp 100 juta, pria berusia 19 tahun ini juga mencabuli Charissa yang dalam keadaan terikat.

Pengakuan itu disampaikan Reno yang menjadi terdakwa pembunuhan di Pengadilan Negeri Batam, Rabu (29/10). Dia yang didampingi penasehat hukum Bernad Uli Nababan tampak santai mengakui segala perbuatanya. Bahkan di wajah pria bertubuh kecil ini, tak terlihat tanda-tanda penyesalan.

BACA JUGA: Perampok Bersenpi Leluasa Gasak Toko Emas di SP Plaza

Kemarin, Jaksa penuntut Umum (JPU) Aji juga menghadirkan dua orang saksi polisi. Kedua saksi mengatakan pengungkapan pelaku pembunuhan satu keluarga di toko bangunan New Carlindo Jaya Kavling Pancur, Seibeduk berawal dari kejanggalan pihaknya. Reno yang merupakan karyawan Eng Li tidak bersedia hadir dengan berbagai alasan.

"Kita menemukan kejanggalan saat pemanggilan saksi. Terdakwa yang kita panggil untuk dimintai keterangan tak mau datang dengan alasan memancing. Padahal semuanya sudah kita panggil dan memenuhi panggilan untuk datang ke lokasi," kata saksi polisi.

BACA JUGA: Genset Kapal Meledak, Dua ABK Terbakar

Berdasarkan kecurigaan itu, pihak kepolisian mulai melakukan penelusuran dengan mencari bukti-bukti dugaan keterlibatan Reno. Ternyata saat dicari ke rumah kontrakannya, Reno tak lagi di tempat.

"Karena kecurigaan kita mengarah ke terdakwa, maka kita mulai mencari terdakwa. Dan terdakwa berhasil ditangkap di Tanjung Uban dan ia mengakui semua perbuatannya," terang saksi.

BACA JUGA: Tiga Perampok Truk Minyak Goreng dan Mentega Dibekuk

Menurut saksi, saat penangkapan pihaknya juga mengamankan satu sepeda motor Kawasaki Ninja SS warna kuning yang dibeli dari hasil rampokan. Polisi juga mengamankan tas milik korban yang berisi laptop dan ponsel.

"Pengakuanya membunuh dan merampok karena ingin membeli sepeda motor ninja. Jadi terdakwa sudah merencanakan pembunuhan dengan menyelinap masuk ke ruangan kosong lantai satu sebelum akhirnya membunuh dan membakar rumah korban," jelas Saksi.

Keterangan saksi polisi mengenai alasan Reno membunuh dan merampok korban karena ingin membeli sepeda motor Ninja langsung dibantah terdakwa.

"Semua keterangan benar. Cuma saya membunuh bukan karena ingin membeli sepeda motor, tapi karena sakit hati dengan korban," kata Reno kepada majelis hakim.

Dilanjutkannya, alasan utama membunuh Eng Li karena sakit hatinya sudah memuncak. Dimana, hampir setiap hari Eng Li selalu meremehkannya karena memiliki tubuh kecil.

"Dia hampir setiap hari meremehkan saya. Awalnya saya bisa sabar, tapi perkataanya yang terakhir itu membuat saya hilang kesabaran," terangnya

Karena emosinya telah memuncak, Reno berencana menghabisi Eng Li. Ia pun mulai mengatur rencana agar bisa langsung membunuh majikanya.

"Pulang kerja, saya menyelinap ke dalam gudang yang ada di lantai satu dan menunggu malam. Keinginan saya satu, ingin menghabisi nyawanya (Eng Li)," ujarnya.

Setelah suasana sepi, Reno mulai melancarkan aksinya. Ia menaiki tangga menuju lantai dua. Namun sayang, saat itu pintu dalam keadaan terkunci. Reno kembali mencari cara agar pintu bisa terbuka. Secara tiba-tiba ia mendapat ide untuk mematikan lampu yang ada di bagian dapur.

"Saya punya ide mematikan lampu. Tapi sebelum mematikan lampu, saya mengambil pisau yang ada di dapur," imbuhnya.

Ketika lampu padam, Eng Li keluar dari lantai dua. Renopun langsung menyelinap ke dalam kamar Eng Li. Dan saat lampu hidup, Eng Li langsung melihat Reno. Namun saat itu Reno langsung menyuruhnya diam dan mengacungkan pisau.

"Saya bilang jangan teriak dan diam saja. Mereka menurutinya. Awalnya saya berubah pikiran dan hanya ingin mengancamnya saja. Saya lantas mengikatnya, dua anaknya juga saya ikat. Mulut mereka saya lakban," dalih Reno.

Menurut dia, saat itu, Eng Li sempat menanyakan keinginan Reno dan Eng Li pun menawarkan uang Rp 5 juta yang ada di dalam lemari. Tergiur dengan tawaran Eng Li, Reno langsung menyuruh Eng Li yang sudah dalam keadaan terikat menuju lemari untuk mengambil uang.

"Saat menyerahkan uang Rp 5 juta, dia langsung tahu saya. Padahal saya sudah pakai penutup separuh wajah. Mungkin dia kenal saya, setelah melihat bekas luka jatuh di alis saya," katanya.

Dia mengaku saat itu mulai panik dan mencari cara menghabisi Eng Li. Ia kemudian mendapati kabel strikaan.  Kabel itu kemudian ia gunakan untuk menjerat leher Eng Li yang dalam keadaan terikat.

"Kabel itu saya lilit di lehernya dan saya tarik kuat. Ia sempat meronta, tapi tarikan talinya semakin saya tarik. Cukup lama saya jerat, hingga akhirnya dia tak bernafas dan tak bergerak. Saya pastikan saat itu dia sudah mati," jelas Reno.

Tak hanya itu, pria bertubuh kecil ini juga mengakui mencabuli putri Eng Li dalam keadaan terikat. Yang lebih parahnya, hal itu dilakukannya di depan Alung.

"Saya buka celananya dan masukan jari saya ke dalam itunya. Saya juga sempat meremas-remas tubuhnya, tapi saya tak ada niat melakukan hubungan badan. Saya lakukan itu di depan adiknya yang juga dalam keadaan terikat. Sementara ibunya di kamar sebelah," kata Reno.

Usai memuaskan nafsunya dan mendapati harta korban, Reno langsung mengambil bensin dan membakar toko berlantai dua itu.

"Pintu rumah saya kunci dari luar. Maksud saya membakar toko untuk menghilangkan jejak. Saya hanya membunuh Eng Li, tapi bukan anak-anaknya. Kata polisi, anak-anaknya mati lemas karena asap," ujar Reno.

Usai mendengar keterangannya, majelis hakim menunda sidang dengan agenda pembacaan tuntutan. Namun jaksa penuntut umum Reno meminta waktu hingga dua minggu untuk menyiapkan tuntutan terhadap Reno.(she)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Nelayan Tenggelam, Tiga Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler