Pembunuh Mantan Wakapolda Sumut Orang Dalam? Ada 4 Fakta

Senin, 26 Februari 2018 – 00:20 WIB
Polisi menggunakan anjing pelacak untuk mencari jejak atas tewasnya mantan Wakapolda Sumut Kombes Pol (Purn) Agus Somad mantan Wakapolda. Foto: Bayu Eka Novanta/Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Misteri pembunuhan terhadap mantan Wakapolda Sumut Kombes (Purn) Agus Samad mulai terungkap.

Diduga kuat, pria umur 71 tahun yang jasadnya ditemukan di belakang rumahnya Perum Bukit Dieng Permai Blok MB 9, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jatim, Sabtu (24/2), dibunuh “orang dalam”.

BACA JUGA: Begini Kondisi Jasad Mantan Wakapolda Sumut saat Ditemukan

Indikasi itu terlihat dari potongan-potongan fakta yang ditemukan saat olah TKP (tempat kejadian perkara).

Sumber Jawa Pos Radar Malang di internal kepolisian mengungkap beberapa temuan yang bisa jadi petunjuk mengidentifikasi pelaku.

BACA JUGA: Eks Wakapolda Tewas, Anjing Pelacak Berhenti di Parkiran

Pertama, silet cukur yang diduga dipakai untuk menyayat paha dan urat nadi kedua lengan korban merupakan silet bekas.

Bukan silet baru yang dibeli pelaku dari luar, lantas mendatangi rumah korban dan membunuhnya. Kesimpulan bahwa silet itu bekas karena kondisinya sudah berkarat.

BACA JUGA: Mantan Wakapolda Tewas Terikat, Polisi Gelar Olah TKP

Kedua, K-9 atau anjing pelacak yang menyisir rumah duka di Perum Bukit Dieng Permai MB 9 sudah mengendus jejak pelaku.

Ada kesamaan antara jejak pelaku yang tertinggal dengan orang yang kerap memakai sepeda motor di garasi rumah korban.

Ketiga, pelaku sudah hafal kebiasaan korban. Tahu kapan korban tinggal sendirian di rumah dan kapan istrinya, Suhartutik pulang dari Kabupaten Jembrana, Bali.

Selama ini, Suhartutik memang kerap pulang pergi (PP) Bali-Malang karena mengurus rumah makan (RM) di Pulau dewata itu.

Keempat, cara pelaku kabur seolah sudah mengenal kondisi rumah. Hal itu terlihat dari pengendusan K-9, bahwa pelaku keluar melalui pintu pagar. Padahal biasanya pintu pakar depan itu selalu terkunci.

”Pelaku tidak melompat dari tembok rumah saat kabur (usai membunuh),” ujar polisi yang tergabung dalam olah TKP tersebut, Minggu (25/2).
Menurut sumber tersebut, pelaku kabur menggunakan mobil. Itu terlihat dari pelacakan anjing jenis fox. Saat melakukan pengendusan jejak pelaku, anjing terhenti di gerbang pagar rumah korban.

”Kalau pelaku kabur pakai sepeda motor, arah kaburnya masih bisa dideteksi,” terangnya.

Disinggung mengenai motif pembunuhan, sumber tersebut belum berani menyimpulkan. Namun dipastikan bukan perampokan. Sebab, seluruh barang berharga di rumah korban tidak dibawa pelaku kabur.

Misalnya mobil panther bernopol N 1244 AH itu tetap terparkir di halaman depan rumah korban.

Padahal kondisi pagar terbuka. Jika pelaku berniat menggarong harga korban, tentu mobil tersebut bisa dibawa kabur. ”Mungkin motifnya sakit hati atau dendam,” katanya.

Seperti diberitakan, Kombespol (Purn) Agus Samad, 71 warga Perum Bukit Dieng MB 9 ditemukan tewas di halaman belakang rumahnya, Sabtu lalu (24/2).

Saat ditemukan, kondisi mayat korban dalam keadaan kaki terikat tali rafia, paha dan kedua lengan tersayat.

Sekitar 10 meter dari mayat korban terdapat banyak bercak darah. Tepatnya di bawah meja makan. Sementara istri dan anak-anaknya masih di Bali.

Terpisah, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi mengenai kemungkinan keterlibatan orang dalam.

Sementara terkait dengan penemuan silet yang diduga dimanfaatkan pelaku untuk menyalat paha dan kedua lengan korban, Asfuri mendalami penyelidikannya.

“Masih kami dalami, yang terakhir kami temukan silet dengan bekas darah,” tegas Asfuri Asfuri.

Asfuri membenarkan bahwa silet yang ditemukan itu sudah bekas. Bukan barang baru. Untuk itu, pihaknya akan mengambil sidik jari di silet tersebut.

Asfuri mengaku kesulitan mengungkap sidik jari di silet tersebut. Sebab, bentuk tengah silet berlubang. Sehingga, belum bisa diketahui secara utuh gambar sidik jari yang digunakan untuk mengeksekusi korban itu. “Itu tengahnya bolong, jadi masih perlu kami dalami lagi,” imbuhnya.

Disinggung adanya kesamaan antara bau pelaku dengan jejak yang tersisa di sepeda motor korban, Asfuri enggan menjawab.

Orang nomor satu di Polres Malang Kota ini mengakui hal itu masih dalam penyelidikan petugas. Pihaknya juga masih menunggu hasil otopsi tubuh korban dari tim forensik RSSA.

“Masih ada di tim forensik (hasil otopsi,” tutur perwira polisi dengan pangkat dua melati di pundaknya itu.

Untuk mendalami peristiwa di balik tewasnya Agus, Asfuri tidak hanya meminta keterangan dari saksi-saksi. Tapi mengumpulkan temuan lain yang bisa jadi petunjuk. Misalnya meminta keterangan dari tim forensik yang mengotopsi korban, serta memutar CCTV milik tetangga korban.

Olah TKP juga terus dilakukan. Setelah olah TKP pada Sabtu lalu (24/2), tadi malam juga dilakukan olah TKP lagi. (jaf/nr1/dan)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembunuh Sadis: Pedang Itu yang Saya Gunakan Membacok


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler