jpnn.com, LHOKSUKON - Polisi telah meringkus pelaku pembunuhan sadis terhadap nenek pencari sedekah bernama Fatimah, 63, yang ditemukan tewas dengan leher tergorok di rumahnya.
Pelakunya ternyata anak kandung korban sendiri berinisial Ns, 43, warga Kecamatan Baktiya, Aceh Utara.
BACA JUGA: Fatimah Ditemukan sudah Tak Bernyawa di Rumah, Kondisinya Bersimbah Darah
Kasat Reskrim Polres Aceh Utara AKP Rustam Nawawi di Lhoksukon Selasa mengatakan pembunuhan itu diduga dilatarbelakangi masalah uang.
Kepada polisi, tersangka mengungkap kronologi pembunuhan ini berawal pada Senin (8/6) sekira pukul 05.00 WIB saat terduga pelaku berangkat dari rumah menuju ke pasar Pantonlabu.
BACA JUGA: Pembunuh Sadis Nenek Fatimah Akhirnya Ditangkap, Tak Disangka, Pelakunya Ternyata
Kemudian pada pukul 05.45 WIB, tersangka berangkat ke rumah orang tuannya dan sesampai di rumah korban di Gampong Meunasah Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Ns mengambil sebilah pisau yang disembunyikan di dekat pohon pisang.
Kemudian dia masuk ke dalam rumah ibunya melalui dinding rumah yang terbuat dari karung padi, selanjutnya tersangka meminta uang Rp 300 ribu kepada korban.
BACA JUGA: Wanita Oknum ASN Benar-benar Bikin Malu, Rekaman Videonya Viral di Media Sosial
Namun korban menjawab tidak mempunyai uang sebanyak itu, dan selanjutnya Ns meminta uang sebesar Rp20 ribu saja untuk membeli rokok, korban juga menjawab tidak ada uang dan saat itu dia langsung mengancam ibunya dengan sebilah pisau yang ada di tangannya.
"Kemudian korban mengatakan kepada tersangka 'gorok saja leher saya, biar saya dapat surga'," jelas Rustam Nawawi mengutip keterangan korban sebelum dia dibunuh, berdasarkan pengakuan tersangka.
Selanjutnya tersangka memegang rambut korban dengan tangan kiri dan langsung menggorok leher korban dengan menggunakan sebilah pisau sebanyak satu kali.
Kemudian tersangka membalikkan tubuh korban menjadi tertelungkup, selanjutnya tersangka membuka kunci pintu depan dan pintu belakang untuk mengelabui bahwa bukan dia yang melakukan pembunuhan itu.
Setelah itu tersangka meletakkan pisau di samping dinding kamar dan selanjutnya dia keluar dari rumah ibunya lewat dinding yang semula dia masuk ke dalam rumah.
Usai keluar dari rumah, tersangka duduk di septik tank guna membersihkan tangan dengan tanah dan daun pisang yang ada di dekat lokasi itu.
Tersangka Ns kemudian menuju ke warung kopi di Pantonlabu hendak minum kopi, tetapi setelah sempat duduk sebentar dan memesan kopi dia langsung pulang lagi dengan rasa tidak nyaman.
Dia kembali lagi ke lokasi semula dan menggedor pintu rumah tetangga yang juga saudaranya untuk memberitahukan bahwa ibunya telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Selanjutnya tersangka pergi memberitahukan saudaranya yang lain, namun saat dia balik ke rumah ibunya, Ns melihat sudah banyak warga dan pihak kepolisian di lokasi.
"Selanjutnya petugas melakukan olah tempat kejadian perkara dan mempertahankan status quo dan melakukan wawancara terhadap saksi saksi di sekitar lokasi," sebut AKP Rustam Nawawi.
Karena kecurigaan semakin mengarah, maka tersangka langsung dimankan, begitu juga dengan sejumlah barang bukti.
Sementara barang bukti yang diamankan dalam kasus ini di antaranya sebuah pisau bergagang kayu yang terdapat bercak darah, satu potong baju daster warna pink motif bunga warna hitam yang dipakai korban.
Kemudian satu potong baju kaos berkerah garis merah yang dipakai tersangka, sepasang sandal jepit milik tersangka dan satu buah lampu senter kepala milik tersangka.
"Untuk selanjutnya akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap saksi-saksi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang nenek pencari sumbangan atau sedekah bernama Fatimah, ditemukan tewas dengan leher tergorok di rumahnya di Gampong Meunasah Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara pada Senin (8/9) sekitar pukul 07.00 WIB.
BACA JUGA: Suparmin Pinjam Mobil Tetangga, Tak Kunjung Dikembalikan, Oh Ternyata
Untuk diketahui korban merupakan salah satu warga miskin yang selama ini tinggal seorang diri di rumah gubuk di Meunasah Panton Labu, sehari- hari nenek ini bekerja mencari sedekah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi