Pembunuh Pak Guru Itu Minta Nasi Goreng

Minggu, 15 April 2018 – 07:21 WIB
Jenazah Pak Guru Suwadi dimakamkan di TPU Sepinggan, Balikpapan, Sabtu (14/4). Sejumlah siswa SMK 3 Balikpapan hadir dalam pemakaman tersebut. Foto: Dina/Kaltim Post/JPNN.com

jpnn.com, BALIKPAPAN - Polisi masih mengusut kasus pembunuhan guru bernama Suwadi, 51, warga Sepinggan Baru II, RT 16, Nomor 76, Balikpapan Selatan, Kaltim.

Suwadi dibunuh secara sadis menggunakan senjata tajam jenis mandau. Dia digorok adik iparnya sendiri, Panji, 33. Lehernya hampir putus.

BACA JUGA: Pembunuh Ini Mengaku Salah dan Minta Keringanan Hukuman

Penyidik Polsek Balikpapan Selatan belum bisa memeriksa Panji. Namun, tersangka pembunuhan itu diduga mengalami depresi. Pelaku lebih banyak diam di sel tahanan.

Kapolsek Balikpapan Selatan Kompol M Jufri Nara mengatakan, petugas kesulitan memeriksa tersangka. Ini membuat kepolisian belum bisa menentukan motif pembunuhan. Yang lebih penting, menentukan status kejiwaan Panji sehingga diperlukan psikiater untuk melakukan pemeriksaan.

BACA JUGA: Pak Guru yang Dibunuh Itu Tempat Curhat Para Siswanya

“Kami masih menunggu keterangan soal status kejiwaannya dari pihak keluarga atau pengacara. Kalau kami tunggu sampai besok (hari ini, Red) tak ada, nanti kami minta bantuan rumah sakit untuk mendatangkan psikiater,” ungkap Jufri.

Selama ditahan, Panji tak membuat ulah. Namun, sejak ditahan Jumat (13/4) sore lalu, Panji hanya ingin makan nasi goreng. Membuat petugas agak kesulitan menuruti permintaannya.

BACA JUGA: Detik-detik Pak Guru Dibantai di Depan Anak dan Istrinya

“Maunya makan nasi goreng. Kalau malam tak masalah. Ini sarapan juga maunya nasi goreng. Siapa yang jual. Jadi, kami beri nasi campur biasa,” katanya.

Kepolisian juga belum melihat ada perubahan karakter Panji selama ditahan. Meski sebelumnya beredar kabar, Panji harus minum pil penenang untuk meredam emosi atau dugaan kelainan jiwa. Namun, hingga sore kemarin, Jufri memastikan tersangka tak pernah menunjukkan emosi tersebut.

“Ya, diam-diam saja. Di BAP (berita acara pemeriksaan) pun termenung saja. Jadi, kami belum mendapat jawaban terkait persoalannya,” pungkas dia.

Kabar terbunuhnya Suwadi, guru SMK 3 Balikpapan di tangan adik iparnya sudah sampai ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kaltim. Ketua PGRI Kaltim Musyahrim menuturkan, pihaknya sudah mempelajari kasus pembunuhan tersebut.

Lantaran latar belakang kasus yang menimpa korban adalah permasalahan keluarga, Musyahrim mengungkapkan, PGRI Kaltim tak akan menurunkan tim untuk melakukan investigasi.

“Kami memang memiliki lembaga bantuan hukum (LBH), namun tugasnya adalah melakukan advokasi untuk kasus-kasus hukum yang berkaitan langsung dengan profesi,” ujarnya.

Meski tak akan menurunkan tim investigasi kasus pembunuhan ini, PGRI Kaltim tak akan tinggal diam. Musyahrim mengungkapkan, pasti ada santunan terhadap keluarga yang ditinggalkan. Bagaimanapun, lanjut dia, korban adalah anggota PGRI Kaltim. “Dan memiliki hak untuk mendapat santunan,” ucapnya.

Soal besaran dan kapan santunan diberikan, Musyahrim tak menjelaskan lebih detail. Yang jelas, Musyahrim menyebut, santunan akan diberikan dalam waktu dekat. (*/fch/*/rdh/gel/rom/k11)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rohana Minta Dua Pembunuh Suaminya Harus Dihukum Mati


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler