Pembunuh SPG Cantik Terancam Hukuman Mati

Senin, 02 Januari 2017 – 09:23 WIB
Dua pembunuh SPG, Yayuk. Foto: JPG

jpnn.com - JPNN.com--Dua pembunuh Yayu yakni Eyglesias Satriadil Sulwiedyardo alias Aldo dan Clint Dongan Hutabarat alias Clinton, terancam hukuman mati.

Meski demikian, polisi masih berupaya mengungkap kejahatan lain dua remaja tersebut.

BACA JUGA: Inilah Kisah Awal SPG Cantik itu Terbunuh Teman Sendiri

Saat ini penyidik Polrestabes Surabaya sedang mendalami fakta-fakta bahwa keduanya juga merupakan bandit jalanan.

Polisi menduga mereka bisa saja terbiasa melakukan curas.

BACA JUGA: Ternyata Dua Pemuda ini Pembunuh si SPG Cantik

"Kami masih dalami hal itu. Memang tidak menutup kemungkinan ke arah sana. Kami akan mengkaji banyak data," terang Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga kepada Jawa Pos.

Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 tersebut menyatakan sudah menginstruksi anak buahnya, baik di Polrestabes maupun polsek-polsek, untuk mendalami sepak terjang Aldo dan Clinton.

BACA JUGA: SPG Cantik itu Menangis di Warung Sebelum Terbunuh

Dia meminta anak buahnya mencari laporan-laporan kasus pencurian dengan kekerasan (curas) yang pelakunya belum tertangkap.


Mereka bisa membaca keterangan para korban yang sudah dibuat dalam draf berita acara pemeriksaan (BAP).

Dari berkas itu, nanti bisa diteliti ciri-ciri pelaku. Apabila ditemukan ciri-ciri yang persis, akan ada pemeriksaan lebih lanjut.

"Kalau memang ada, nanti kami gali lagi keterangan pelaku. Ciri-cirinya bisa saja klop, tapi tentu juga perlu cari bukti lain," ucap Shinto.

Kecurigaan polisi bahwa keduanya adalah bandit jalanan berdasar pada cara membunuh Yayuk yang sadis.

Selama pemeriksaan, keduanya mengaku sama sekali tidak gugup ketika akan mengeksekusi Yayuk.

Bahkan, ketika sampai di bawah tol Gunung Sari, keduanya begitu kompak.

Pelaku kejahatan jalanan biasanya juga melengkapi diri dengan senjata tajam untuk menyerang korbannya.

Juga ada unsur tersebut pada mereka. Clinton selama ini menyimpan parang sepanjang 60 cm.

"Kami juga berusaha mencari tahu lokasi penjualan handphone korban," tuturnya.

Polisi asal Medan tersebut mengungkapkan, handphone korban akan dipakai untuk menambah alat bukti.

Aldo menjelaskan bahwa handphone itu dijual di sebuah toko tidak jauh dari kosnya.

Nanti polisi juga bertanya kepada pemilik toko apakah Aldo kerap menjual handphone atau tidak.

Berdasar analisis polisi, kalau Aldo memang sering menjual handphone, itu bisa jadi merupakan barang hasil kejahatan.
Sebab, selama ini Aldo bekerja serabutan setelah berhenti dari sebuah bengkel. Artinya, penghasilannya tidak tetap.
"Pelaku ini jauh dari orang tuanya. Kebutuhannya banyak, sedangkan dia terus terimpit kebutuhan hidup," ujar Shinto.

Polisi berjanji membeberkan hasil penyidikan lanjutan tersebut.

Kalau dua pembunuh itu juga merupakan spesialis curas, hal tersebut memang tidak akan mengubah jeratan pasal yang akan dilimpahkan ke kejaksaan.

Polisi sudah menjerat mereka dengan pasal 365 KUHP.

"Kalau memang terbukti biasa merampas, kami perlu mendalami apakah ada orang lain atau tidak di dalam jaringan mereka," kata mantan Kasatreskrim Polresta Tangerang itu.

Terkait dengan cara pelaku menghabisi nyawa korban, polisi juga akan memeriksakan keduanya ke psikolog.

Hal tersebut dilakukan sebagai penyembuhan mental. Di usia yang masih belia, mereka sudah menjelma menjadi pembunuh berdarah dingin.

Andai mereka lolos dari sanksi hukuman berat, ada kekhawatiran mereka bakal mengulangi perbuatannya itu.

"Besok kami berkoordinasi dengan RS Bhayangkara," ucap polisi dengan dua melati di pundak tersebut.

Berkas-berkas Aldo dan Clinton kini sedang dilengkapi. Shinto menuturkan bahwa berkas di Polsek Rungkut akan segera dialihkan ke Polrestabes Surabaya.

Rencananya, Polrestabes Surabaya juga akan mengadakan rekonstruksi pembunuhan Yayuk. Hal itu nantinya menguak lebih lanjut cara Yayuk dihabisi.

"Rekonstruksi akan kami gelar tanggal 8 atau 9," jelasnya.

Tertangkapnya Aldo dan Clinton pun mendapatkan apresiasi dari keluarga Yayuk.

Sejak awal, pihak keluarga sudah mengira bahwa Aldo yang membunuh Yayuk. Sebab, Aldo adalah orang terakhir yang dekat dengan Yayuk.

''Yayuk juga sering jemput dia di kos-kosannya,'' ujar Dinda Damayanti, salah seorang kerabat Yayuk.

Ida Hayati, saudara Yayuk yang lain, berharap pelakunya diberi hukuman berat. ''Kalau saya ya ingin hukuman setimpal, nyowo ijol nyowo,'' tegasnya.

Jawa Pos juga sempat bertemu teman-teman Yayuk. Terutama di warkop Latte di Menanggal, tempat Yayuk biasa nongkrong. Mereka merasa lega pembunuhnya bisa tertangkap. (did/rid/dop/c20/git/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SPG Canti Tewas, Polisi Periksa Mantan Pacarnya


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler