Pembunuhan Sadis di Muratara Terungkap, Istri Pelaku Jadi Saksi Kunci, Begini Kronologinya

Minggu, 17 Januari 2021 – 01:30 WIB
Polisi memborgol pelaku. Foto ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, MURATARA - Pembunuhan sadis di Desa Jadimulya, Kecamatan Nibung, Kabupaten Muratara, yang menewaskan Ardeni dengan kondisi leher nyaris putus, akhirnya terungkap.

Pembunuhan tersebut ternyata direncanakan. Pelakunya seorang bapak dan anaknya.

BACA JUGA: Ardeni Tewas Mengenaskan di Depan Pintu Rumah, Kondisi Kepala Nyaris Putus, Ngeri

Pengungkapan kasus itu berawal dari kicauan Idah, 50, istri pelaku Harun Sohar, 55, yang tak lain kakak kandung korban Ardeni.

Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi pada Sabtu (16/1) sekitar pukul 13.00 WIB. Termasuk Idah istri pelaku yang memberikan keterangan kunci dalam perkara ini.

BACA JUGA: Mahat Menyimpan Dendam, Bebas dari Lapas Langsung Menghabisi Pembunuh Kakak

Polisi awalnya sempat mendapat saksi langsung di sekitar lokasi kejadian, namun saksi masih anak di bawah umur.

Keterangannya tidak bisa di jadikan landasan penyelidikan. Namun sejumlah keterangan itu, mengarah ke Harun Sohar dan anaknya Alek Sander.

BACA JUGA: Sepasang Kekasih Lagi Asyik Begituan di Hotel, Tiba-tiba Pintu Kamar Digedor Ayah Si Cewek

Anggota Polres Muratara terus memburu informasi keduanya. Awalnya Harun Sohar tidak mengaku sudah melakukan pembunuhan terhadap Ardeni adiknya sendiri. Namun kebohongan itu terbongkar, dengan kesaksian berbeda dari istrinya.

Dari keterangan Idah, polisi bisa menyimpulkan kronologis kejadian dan menaikan status Sohar sebagai tersangka utama.

Lalu dari keterangan Idah, polisi berhasil membekuk Alek Sander anaknya yang hendak kabur ke Pulau Jawa.

Idah menuturkan ke petugas, jika Sohar yang pertama kali membacok Ardeni menggunakan parang, lalu dilanjutkan oleh Alek Sander, untuk memastikan korban memang sudah mati.

Sabetan parang itu terjadi sebanyak dua kali di bagian leher, yang dilakukan satu kali masing masing pelaku. Lalu ada luka sabetan di betis korban yang juga dilakukan Sohar.

Informasi itu Idah dapat secara langsung setelah kedua pelaku pulang ke rumah usai kejadian dengan senjata parang yang berlumuran darah. Namun saat polisi mendatangi rumah mereka, awalnya Idah enggan membeberkan kesaksian.

“Tadinya kami tidak tahu pelaku utama siapa, dan minim informasi. Karena orang yang dicurigai melarikan diri, kami tangkap dan amankan. Saksi awal juga kami amankan dan diproses secara terpisah,” kata Kasat Reskrim Polres Muratara AKP Dedi Rahmad.

Keterlibatan Sohar dan Alek Sander juga diperkuat kesaksian Kepala Dusun Desa Jadimulya, Kecamatan Nibung, Hendri.

Ia yang saat itu mendapat informasi pembunuhan langsung menuju ke TKP, dan melintas di depan rumah pelaku.

Saksi memberitahukan Sohar mengenai kabar adiknya yang tewas dibunuh orang, dan memintanya ikut melihat langsung ke TKP.

Sohar dan anaknya terlihat sedang membersihkan diri dan banyak noda bercak darah di sepeda motornya.

Setelah Alek Sander tertangkap, petugas kemudian mengonfrontasi keterangan pelaku dan saksi. Sohar pun tak bisa mengelak dan membenarkan sejumlah keterangan saksi.

Bahkan Kapolres Muratara AKBP Eko Sumaryanto secara langsung memonitor proses pemeriksaan terhadap Sohar.

Pewarta mencoba menemui Sohar secara langsung di sel tahanan Polres Muratara. Pria setengah baya menggunakan peci putih, dengan baju kaus merah putih dan celana pendek itu, terlihat hanya memejamkan mata sambil duduk bersila di tengah tujuh tahanan lainnya.

Sesekali dia membuka mata dan menjawab pertanyaan petugas yang saat itu juga melakukan razia sel tahanan. Ketika ditanya pewarta Sohar mengaku cukup lega dan menyesal atas perbuatannya. Saat dikejar pertanyaan maksud lega seperti apa. Sohar hanya sempat terdiam dan membisu.

“Tidak ada lagi masalah, dendam aku sama dia sudah habis. Aku juga menyesal, yang aku bunuh adik kandung aku,” ujarnya.

Sementara itu, Alek Sander yang satu sel dengan bapaknya mengaku hanya terpancing emosi saat melihat bapaknya telibat cekcok mulut dengan korban.

Dia mengaku keluarganya, memang sudah sangat lama dikucilkan korban, serta kerabat lainnya yang tak lain masih satu rumpun keluarga besarnya sendiri.

“Aku emosi, aku ikut untuk memastikan (korban tewas) saja, pakai parang,” ucapnya.

Selanjutnya, Alex mengaku sempat ingin menyerahkan diri setelah kejadian. Namun Sohar meminta Alex melarikan diri.

BACA JUGA: Ayah Pergoki Putri dan Pacarnya Tidur di Kamar Hotel, Begini Ceritanya

“Abis kejadian aku mau kabur ke Jakarta. Rencana mau merantau sambil lari dari dusun,” timpalnya.(szul/sumeks)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler