jpnn.com, JAKARTA - Pemenang sayembara desain revitalisasi Monas, Deddy Wahjudi mengkritik pengerjaan proyek tersebut. Menurut dia, Gubernur Anies Baswedan seharusnya tidak perlu menebang pohon-pohon yang tumbuh di bagian selatan Monas.
Deddy mengatakan, dalam rancangan asli yang dia buat, plaza di sisi selatan Monas seharusnya dibangun di area perkerasan (area dengan berbagai lapisan seperti untuk jalan), bukan area yang ditumbuhi pepohonan.
BACA JUGA: Sekda DKI Jakarta Beber Tujuan Revitalisasi Monas
"Namun, pada saat revitalisasi dilaksanakan, plaza itu dibangun lebih lebar, sehingga mengorbankan pohon-pohon yang tumbuh di sekitar area perkerasan itu," kata Deddy, Kamis (30/1).
Deddy mengaku dia dan timnya tidak dilibatkan saat pengembangan rancangan hasil sayembara dan eksekusi proyek tersebut.
BACA JUGA: Anak Buah Anies Baswedan Pengin Monas Berkelas seperti Menara Eiffel
"Saya melihat ada pelebaran sisi selatan yang mengakibatkan mungkin terkena pohon. Kalau kami ada di sana, dalam pengambilan keputusan, bisa menyarankan bahwa biar saja plaza melebar, tapi pohon-pohonnya tetap dipertahankan. Karena semua kebijakan kami dalam desain itu adalah membangun yang baru di atas perkerasan yang sudah ada," ujar Deddy.
Hal tersebut, lanjut Deddy, karena dia dan timnya mengedepankan prinsip konservasi alam saat membuat rancangan untuk revitalisasi Monas. Prinsip itu harus dipraktikkan dalam dunia arsitektur.
BACA JUGA: Revitalisasi Monas Dihentikan, Kontraktor Minta Pemprov DKI Bayar Rp 37,8 M
"Dalam praktik arsitektur, kami selalu mengedepankan konservasi terhadap alam, jadi sebisa mungkin pohon itu dipertahankan," kata dia.
Deddy mengharapkan Pemprov DKI Jakarta ke depannya lebih berhati-hati dalam mengerjakan revitalisasi Monas di sisi yang lainnya. "Mungkin timnya berbeda sehingga kontraktor melihat itu begitu saja, tutup mata, gitu, sehingga memang ya sayang saja, kami menyayangkan," ucap Deddy. (ant/dil/jpnn)
100 Hari Kerja, Ma'ruf Amin Disoroti
Redaktur & Reporter : Adil