jpnn.com - JAKARTA— Gara-gara kelalaian perusahaan percetakan pemenang tender buku Kurikulum 2013 atau dikenal dengan buku K-13, ada banyak sekolah belum menggunakan K-13.
Padahal, pelaksanaan tahun ajaran baru 2015/2016 sudah berlangsung sejak 27 Juli. Ironisnya, sesuai kontrak dengan percetakan pemenang lelang, batas akhir buku tiba di sekolah adalah 10 Juli 2015.
BACA JUGA: Menteri Yuddy: Lapor jika Atasan Intimidasi PNS
Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad, Kemendikbud yang bertugas memantau perkembangan distribusi buku K-13, mengaku pekerjaan molor dari waktu yang disepakati.
"Ini memang disayangkan karena dalam perjanjian kontrak sudah jelas tertulis deadline-nya 10 Juli seluruh bukunya telah didistribusikan ke sekolah. Namun nyatanya masih banyak yang belum menerima buku K-13,"ujar Hamid, Senin (3/8).
BACA JUGA: Tiba di KPK, Mas Gatot dan Istri Mudanya Pilih Tak Bicara
Dia menambahkan, belum diterimanya buku K-13 di sekolah, atau sudah diterima tetapi belum lengkap, pada umumnya terjadi karena masalah manajemen perusahaan pemenang lelang.
Tim Dikdasmen sendiri gencar melakukan pengecekan di lapangan untuk memastikan selambat-lambatnya 2 Agustus buku sudah lengkap terkirim ke sekolah.
BACA JUGA: Banyak Kiai Curiga Pemaksaan AHWA Ditunggangi Paham untuk Menggempur Aswaja
"Mudah-mudahan saja hari ini (3/8) seluruh sekolah sudah menerima buku kurikulum agar proses belajar mengajar bisa berjalan," harapnya.
Berdasarkan data dari Ditjen Dikdasmen, untuk tingkat SD ada 2.515 sekolah yang menggunakan K-13. Sebanyak 2.245 sekolah (89 persen) sudah menerima lengkap semua buku K-13.
Sedangkan 243 sekolah (10 persen) sudah menerima namun tidak lengkap, dan 27 sekolah (satu persen) belum menerima sama sekali.
“Untuk SMP, sasarannya 1.421 sekolah. Ada 1.416 sekolah yang sudah terima lengkap, atau sekira 99 persen, dan lima sekolah sisanya belum menerima sama sekali, yaitu hanya 0,6 persen. Sementara tidak ada sekolah (nol) yang tercatat sudah menerima namun tidak lengkap,” ujar Hamid.
Sedangkan untuk tingkat SMA dan SMK, semua sekolah sudah menerima buku K-13. Hanya saja ada sekolah yang sudah menerima lengkap dan ada yang belum.
Dari 1.184 SMA yang menggunakan K-13, 963 di antaranya (81 persen) sudah menerima lengkap, dan 221 sekolah (19 persen) belum lengkap menerimanya. Di tingkat SMK, terdapat 1.000 sekolah sasaran K-13. Sebanyak 748 sekolah (75 persen) sudah menerima lengkap, dan 252 sekolah (25 persen) belum menerima lengkap buku K-13. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh, Cucu Tokoh Penting Era Orba Dibekuk saat Pesta Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi