Pemerintah Abu-abu Sikapi Bantuan Luar Negeri

Rabu, 07 Oktober 2015 – 22:32 WIB
Sekretaris Kabinet Pramono Anung. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah Indonesia hingga saat ini belum memberi sinyal akan menerima tawaran bantuan luar negeri untuk menangani asap dan kebakaran hutan dan lahat (karlahut).

Seskab Pramono Anung mengatakan, Indonesia tidak menutup diri terhadap bantuan hanya saja saat ini pemerintah ingin menyelesaikannya sendiri.

BACA JUGA: Katanya Negara Maritim, Tapi Jumlah Kapal Navigasi Indonesia Masih Jauh dari Ideal

“Sebenernya pemerintah sama sekali tidak menutup diri terhadap bantuan. Tetapi pemerintah tidak mau kemudian diklaim. Ini kan pemerintah sedang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan, termasuk statusnya, jangan sampai kemudian ini diklaim karena mereka,” tegas Pramono di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/10).

Soal pemerintah Malaysia yang meminta kompensasi, Pramono menyatakan akan dijawab setelah pemerintah mengetahui nama-nama perusahaan yang menjadi pelaku pembakaran lahan dan hutan.

BACA JUGA: Ini Kata Senator, Daerah Tak Paham Paket Jokowi

“Nanti akan kami jawab bahwa salah satu perusahaan yang akan diberikan sanksi itu mudah-mudahan bukan yang kemudian bertanggungjawab untuk memberikan dana itu,” kata Pramono.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, Indonesia bisa saja menerima bantuan saat ini setelah melihat perkembangan penanganan di lapangan.

BACA JUGA: Menteri Susi: Tangkap Kapal Ikan Ilegal Ibarat Menu Harian

“Kalau lihat perkembangannya, eskalasinya, dan berbagai tingkat kesulitan lapangan, memang tekanan airnya juga harus kuat, kita mesti pakai kapasitas air dan tekanan volume. Kelihatannya memang ada keperluan untuk menerima dukungan, apakah dari Singapura, Rusia,dan Austria,” ujar Siti.

Jika menerima bantuan negara lain, maka kata Siti, yang dibutuhkan saat ini adalah pesawat water bombing dan hujan buatan. Menurutnya, dua bantuan itu yang paling penting saat ini.

“Yang penting hasilnya signifikan. Negara yang tawar bantuan kalau yang disebut-sebut sih Singapura, Rusia, kemungkinan Malaysia, Australia. Mungkin juga China atau Jepang dan lain-lain,” tandas Siti.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Proses Perizinan Tanah dari 70 Hari Jadi 3 Jam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler