Tapi, syaratnya, timnas tersebut berada di bawah pemerintah yang dalam hal ini adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Timnas silakan dikelola pemerintah. Kami tak akan kasih pemain ke PSSI yang tidak sah karena Djohar menerima mosi tidak percaya dari 400 anggota PSSI. Semua pemain akan kami berikan ke menteri," kata juru bicara voter Solo Yunus Nusi usai bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo tadi malam.
Saat dikonfirmasi, Roy mengakui adanya kesepakatan tersebut. Dia menegaskan bahwa setelah laga melawan Iraq hari ini, timnas akan berada di bawah kendali pemerintah.
Semua pemain, baik yang berlaga di IPL maupun ISL, bisa bergabung di bawah skuad Merah Putih. "Dengan demikian, pemain terbaik akan bergabung ke timnas," katanya.
Menteri asal Partai Demokrat tersebut mengatakan, dalam laga hari ini masyarakat Indonesia akan melihat betapa timnas harus menanggung akibat dari kisruh sepakbola nasional. Pemain terbaik tak bisa bergabung karena dilarang keras oleh klub. "Selamatkan merah putih. Setelah lawan Iraq, ya, timnas diambil alih pemerintah," tegasnya.
Mantan anggota Komisi I DPR itu juga meralat pernyataan sebelumnya yang akan membubarkan ISL dengan alasan tunggakan gaji dan dualisme liga. Dia hanya mengatakan bahwa jika kongres antara PSSI dan PSSI KLB Ancol sudah menghasilkan keputusan hanya ada satu liga, liga lain tak boleh berjalan. Baik IPL maupun ISL.
Roy kemarin menerima kedatangan perwakilan 18 klub ISL. Ikut hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Umum PSSI KLB Ancol La Nyalla Mattaliti. Mereka menemui Roy karena tidak terima dengan pernyataan dia yang akan membubarkan ISL.
Mereka menegaskan bahwa membubarkan ISL tidak akan menyelesaikan masalah. "Justru jika kompetisi tidak digelar, bagaimana klub bisa mencari duit untuk membayar tunggakan," kata Ketua Harian Persipura La Siya.
La Siya mengatakan kepada Roy bahwa masyarakat justru akan bergolak jika ISL bubar. Dia mengakui, persoalan gaji saat ini masih membelit klub ISL. Namun, klub sudah berkomitmen untuk menyelesaikannya. Beberapa klub mulai mencicil pembayaran.
"Sudah mulai diproses untuk menyelesaikan tunggakan. Masak karena tunggakan, kompetisi langsung dihentikan. Yang punya persoalan gaji kan hanya 100 sekian orang. Apa pemerintah mau tanggung jawab?" katanya.
La Siya mengatakan bahwa massa di Papua justru akan bergolak jika ISL dihentikan. Sebab, para pengurus Persipura justru yang akan diburu. "Kalau ISL dihentikan, mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya," katanya. (aga/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FIFA Belum Restui Maitimo Tampil
Redaktur : Tim Redaksi