jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Victor Gustaaf mengatakan langkah awal menuju swasembada, pemerintah menetapkan tidak mengimpor garam konsumsi pada 2025.
Menurut Victor, rencana produksi garam di dalam negeri tahun 2025 adalah 2,25 juta ton. Nantinya produksi itu ditambah sisa stok 836 ribu, maka pasokan garam lokal sudah memenuhi 63 persen dari total kebutuhan.
BACA JUGA: Siap-Siap, Tahun Depan Impor Garam, Gula, hingga Beras Disetop
"Sisanya tentu menjadi peluang usaha yang besar dan menjanjikan bagi para produsen garam bahan baku, baik petambak garam rakyat maupun badan usaha,” terang Victor dikutip, Senin (5/1).0
Victor menjelaskan, kebutuhan bahan baku garam nasional tahun 2024 dan 2025 adalah 4,9 juta ton, dan diasumsikan meningkat 2,5 persen per tahun karena adanya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor industri.
BACA JUGA: Anies Yakin Indonesia Tak Perlu Impor Garam, tetapi Butuh Keseriusan
Selain itu Victor mengatakan telah merancang program swasembada garam yang melibatkan berbagai pihak, termasuk petambak garam, pemerintah daerah serta pelaku industri.
"Sebagai bagian dari rencana tersebut, KKP juga telah mengidentifikasi wilayah potensial pengembangan tambak garam, salah satunya Indramayu, Jawa Barat," kata Victor.
Menurut dia, Indramayu akan menjadi fokus utama pembangunan infrastruktur, pelatihan petambak, dan akses pembiayaan.
Luas lahan produktif di Indramayu sendiri pada tahun 2024 sebesar 1.445,65 hektare dengan total produksi sebesar 135.891,10 ton (produktivitas 94 ton per hektar).
Selain mengidentifikasi wilayah, KKP mendorong inovasi teknologi dalam proses produksi garam. Penggunaan metode geomembran, misalnya, telah terbukti meningkatkan kualitas dan kuantitas garam yang dihasilkan oleh petambak lokal.
Selain itu, mulai 2025 KKP akan melakukan terobosan berupa modelling ekstensifikasi tambak garam di Nusa Tenggara Timur dengan target 2.500 hekatre menggunakan metode konvensional namun dilengkapi dengan penerapan mekanisasi panen.
Kemudian, intensifikasi melalui modernisasi teknologi produksi garam dengan target 1.800 hektare melalui metode concentrated brine di lima provinsi, termasuk Jawa Barat.
“Pada tahun 2024, produksi garam rakyat mencapai 2,04 juta ton, melebihi target produksi 2 juta ton. Ini menunjukkan program pengembangan tambak garam telah berjalan sesuai rencana,” jelas Victor.
Dia mengaku optimistis dengan dukungan teknologi, peningkatan kapasitas produksi, dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan, membuat KKP dapat mencapai target swasembada garam.
“Produksi garam rakyat kita sudah memiliki kualitas yang baik, kita bisa bersaing dengan negara lain, sehingga ke depan tidak perlu lagi impor,” pungkas Victor.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul