BOGOR -- Pemerintah tidak akan memblokir layanan BlackBerry di IndonesiaMenteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, pemerintah hanya meminta Research in Motion (RIM), produsen dan penyedia layanan BlackBerry, untuk membangun pusat data di Indonesia.
"Persoalan BlackBerry di Indonesia hanyalah karena mereka belum punya data center saja di sini," kata Tifatul di sela rapat kerja presiden dengan para menteri dan gubenur di Istana Bogor, kemarin
BACA JUGA: Komisi Uni Eropa Larang BlackBerry
Tifatul mengatakan, sesuai undang-undang, semua perusahaan telekomunikasi maupun perbankan yang beroperasi nasional, harus membuat pusat data di Indonesia.Pusat data perlu dibuat di Indonesia, karena operator telekomunikasi membayar pajak dan melakukan bisnis di Indonesia
BACA JUGA: BlackBerry Diminta Blokir 3000 Situs Porno
"Kita sekarang tidak ikut Uni Emirat Arab dalam (memblokir) BlackBerry, aman sementara ini," kata menteri asal Partai Keadilan Sejahtera itu
BACA JUGA: Mahasiswa Unbraw Temukan Beras Tiruan Bergizi Tinggi
Layanan BlackBerry tidak bisa disadap sehingga menyulitkan jika ada suatu penyelidikanPemblokiran dilakukan kedua negara tersebut karena RIM menolak membuka akses data di pusat data mereka di Kanada.Hingga saat ini, kata Tifatul, RIM belum menyatakan penolakannya untuk membuat pusat data di Indonesia"Kita tahapan pertama menghimbau dulu, supaya buat di sini dan tak ada kekagetan-kekagetan," kata TifatulIa menambahkan, pusat data sebenarnya juga memberikan keuntungan jangka panjang bagi kepentingan dalam negeriSalah satunya, dapat menyerap tenaga kerja
Pelanggan BlackBerry di Indonesia diperkirakan mencapai 1,5 juta orangTerdapat enam operator telekomunikasi yang bermitra dengan RIMYakni, Indosat, Telkomsel, XL Axiata, Natrindo Telepon Seluler (Axis), Hutchison CP Telecom (Tri), dan Smart Telecom(sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UEA Blokir Beberapa Fitur BlackBerry
Redaktur : Tim Redaksi