Pemerintah dan AstraZeneca Inisiasi Transformasi Sektor Kesehatan Menuju Nol Karbon

Kamis, 07 September 2023 – 20:24 WIB
agenda Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 dengan topik “Mengembalikan Keanekaragaman Hayati dan Mendorong Transisi Menuju Sektor Kesehatan yang Berkelanjutan untuk Kesehatan Bumi dan Manusia”, di Park Hyatt, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (7/9). Foto: dokumentasi AstraZeneca

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan polutan penyebab polusi udara disebabkan oleh kendaraan bermotor, pemanfaatan energi fosil (batu bara), industri, dan debu konstruksi.

Menurut dia, berbagai aktivitas tersebut mengakibatkan kerusakan keanekaragaman hayati dan mengakibat tingginya kejadian penyakit respirasi, seperti ISPA dan asma.

BACA JUGA: Mendukung Program Nol Emisi Karbon, AstraZeneca Meresmikan Kantor Pusat Baru Ramah Lingkungan

Hal ini diungkapkan dalam agenda Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 dengan topik “Mengembalikan Keanekaragaman Hayati dan Mendorong Transisi Menuju Sektor Kesehatan yang Berkelanjutan untuk Kesehatan Bumi dan Manusia”, di Park Hyatt, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

“Pesatnya perkembangan yang dilakukan manusia turut menghadirkan konsekuensi yang mengganggu keanekaragaman hayati,” ucap Dante, pada Kamis (7/9).

BACA JUGA: Kabar Baik, Vaksin AstraZeneca Merapat Lagi, Kali Ini dari Mana?

Mengenai topik tersebut, Dante memberikan apresiasi bagi AstraZeneca yang telah menyatukan berbagai pemaku kepenting dari sektor kesehatan untuk membahas sebuah isu yang perlu dihadapi bersama, yaitu perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati.

Sementara itu, President Director AstraZeneca Indonesia Se Whan Chon mengatakan, keberlanjutan adalah inti dari strategi global kami dan kami berinvestasi pada kesehatan planet dan masyarakat.

Dia menuturkan bahwa sekitar 5 persen emisi gas rumah kaca (GRK) global dihasilkan dari sektor kesehatan.

“Untuk menjalankan peran kami, kami telah menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari operasi dan armada kami sebesar 98 persen pada 2026. Sejak baseline 2015, kami telah mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 59 persen,” ujar Se Whan.

Bagi AstraZeneca, kata dia, keberlanjutan berarti memanfaatkan kekuatan ilmu pengetahuan, inovasi serta jangkauan global perusahaan untuk membangun masa depan yang sehat bagi manusia, masyarakat, dan planet bumi.

“Kami berupaya menciptakan nilai, di luar manfaat obat-obatan dengan menanamkan keberlanjutan dalam segala hal yang kami lakukan mulai dari laboratorium hingga pasien,” kata dia.

Usai pembahasan, berbagai pemangku kepentingan dari sektor kesehatan, produsen obat lokal dan luar negeri menandatangani sebuah Sustainability Pledge focus untuk membangun sektor Kesehatan yang berkelanjutan untuk generasi masa depan.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti menambahkan Indonesia memiliki komitmen dan ambisi besar dalam hal perubahan iklim

Di mana dalam hal ini Pemerintah juga berkolaborasi dengan pihak swasta, salah satunya dengan AstraZeneca melalui AZ Forest.

“Perhatian kami seperti komitmen penurunan emisi dan aksi perubahan iklim adalah komitmen dan ambisi dengan pendekatan melibatkan kontribusi dari industri,” tambah Nani. (mcr4/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
AstraZeneca   kesehatan   emisi   ISPA   obat  

Terpopuler