Pemerintah Diingatkan Untuk Berhati-Hati soal Petral

Sabtu, 06 Desember 2014 – 13:58 WIB
Direktur Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengingatkan pemerintah, terutama tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) untuk berhati-hati jika ingin membubarkan Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) yang berdomisili di Singapura.

Ia juga meminta agar tim yang diketuai oleh Faisal Basri itu benar-benar menguasai terlebih dulu permasalahan yang terjadi pada anak usaha PT Pertamina itu.

BACA JUGA: Pemerintah Punya Andil Sebabkan Kerugian Negara Akibat Mafia Migas

"Jangan menyerang Petral hanya berdasarkan sentimen publik, bahwa Petral merupakan sarang mafia. Dalam pengadaan minyak, fungsi Petral itu tetap ada. Jadi sebelum dibubarkan (RTKM) harus hati-hati, harus tahu problemnya apa," ungkap Komaidi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (6/12).

Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Petral perlu dipertahankan terkait dengan transparansi harga perdagangan internasional. Salah satunya yakni karena pajaknya lebih murah. Terlebih, Singapura merupakan pusat perdagangan minyak, yang memudahkan Petral untuk bermitra.

BACA JUGA: Perppu Pilkada Dinilai tak Perlu Ada

"Perdagangan migas internasional juga hulunya di Singapura. Singapura adalah pusat perdagangan minyak di Asia dan banyak NOC (National Oil Company) yang berkantor di Singapura sehingga memudahkan komunikasi," jelasnya. (chi/jpnn)

BACA JUGA: Dukung Kenaikan Gaji Kepala Daerah

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Terkejut dengan Sikap Golkar Tolak Perppu Pilkada


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler