Hal ini berfungsi ganda. Pertama menyalurkan potensi anak-anak muda secara positif. Kedua, untuk menyiapkan bibit unggul pesepakbola nasional dan internasional.
“Fraksi PKS akan meminta agar kedua kementerian itu bekerjasama dan bersinergi untuk memajukan pembinaan sepak bola di usia dini seperti yang telah dilakukan oleh Swedia,” kata Muzzammil dalam pertemuan dengan Marketing Manager Sepak Bola Swedia, Niklas Anderson, Ketua Asosiasi Sepakbola Indonesia, Taufiq Jursal, Direktur Pembina Muda PSSI, Bob Hippy dan Yayasan Kreasia, di kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, (12/11).
Di Swedia, kata Muzzammil, sejak 1975 pembinaan dan kompetisi sepak bola dilakukan setiap empat bulan dari usia 12-17 tahun dan kompetisi itu diakui oleh FIFA.
“Mereka punya standar seorang pemain bola harus pernah bertanding minimal 300-400 jam/tahun,” ujar Muzzamil.
Jadi, lanjutnya, mereka membina pemain sepak bola usia dini dalam jangka panjang melalui pembinaan dan kompetisi karena mereka paham untuk memunculkan pemain handal berstandar internasional butuh seleksi dan penempaan yang panjang.
”Bukan pekerjaan instan. Kita butuh pengelolaan yang professional yang didukung oleh Pemerintah,” tegasnya.
Menurut hasil survei, kata Muzzammil, sepak bola adalah cabang olahraga yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia.
“Jadi sepak bola adalah olahraga yang favorit, disukai oleh masyarakat Indonesia dan berpotensi untuk mencegah anak muda jatuh dalam bahaya narkoba,” imbuhnya.
Untuk memajukan persepakbolaan di Indonesia, menurutnya, perlu perhatian dan komitmen pemerintah, terutama suntikan dana. “Untuk itu saya akan meminta rekan saya di Komisi X DPR mendukung anggaran pembinaan sepakbola usia dini ini,” harapnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Messi Pecahkan Rekor Pele
Redaktur : Tim Redaksi