Pemerintah Diminta Jadikan Survei LSI sebagai Rujukan

Senin, 19 Agustus 2013 – 14:11 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, menilai hasil survei Lingkaran Suvei Indonesia (LSI) terkait penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri, cukup mengejutkan.

Pasalnya, selama ini ada semacam opini yang sengaja dikembangkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri ditetapkan melalui sidang isbat.

BACA JUGA: SBY Sambut Ribuan Diaspora Indonesia Pulang Kampung

Tapi hasil survei ternyata membuktikan lain. Mayoritas masyarakat Indonesia justru menginginkan kepastian penentuan Ramadan lebih awal. Dan tuntutan itu hanya bisa dipenuhi melalui metode hisab.

"Mereka yang mengikuti sidang isbat kan kelihatannya sangat percaya diri bahwa apa yang mereka lakukan sesuai dengan keinginan masyarakat. Nah melalui survei ini terlihat secara jelas bahwa masyarakat menginginkan sesuatu yang berbeda," ujar Saleh Daulay di Jakarta, Senin (19/8).

BACA JUGA: Dugaan Keterlibatan Jero Tunggu Hasil Verifikasi Penyidik

Daulay menilai kajian ilmiah seperti yang dilakukan LSI semestinya bisa dijadikan sebagai rujukan oleh pemerintah. Apalagi survei diyakini dilakukan secara objektif tanpa muatan politik apa pun.

Selain itu survei ini juga menurut Daulay dirilis pada saat momentum hari kemerdekaan. Sehingga Daulay menilai angat wajar bila kemudian niat baik LSI dan Denny JA ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak.

BACA JUGA: Bidan PTT Ada yang Digaji Rp300 Ribu

"Para pengambil kebijakan tidak ada salahnya menjadikan hasil survei itu sebagai referensi dan pertimbangan utama dalam melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan sidang isbat yang secara rutin dilakukan Kementerian Agama bersama ormas-ormas Islam," katanya.

Selain LSI, pakar riset politik Denny JA, Jumat (9/8) lalu  juga menyatakan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan, memerlihatkan mayoritas masyarakat Indonesia membutuhkan kepastian mengenai Idul Fitri lebih awal. Bukan justru ditetapkan sehari sebelum Ramadan atau Idul Fitri.

"Saya kira LSI dan Denny JA tidak punya kepentingan di balik survey tersebut. Apalagi Denny tidak tercatat berafiliasi dengan salah satu ormas Islam di Indonesia. Malah dia adalah pekerja profesional yang sudah mendapat pengakuan dari berbagai kalangan. Dugaan saya, survei ini adalah salah satu bentuk charity yang dibiayai secara mandiri oleh Mas Denny," ujar Daulay.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Isyaratkan Rudi Bukan Aktor Utama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler