Pemerintah Diminta Mempercepat Produksi Vaksin Merah Putih

Selasa, 13 Juli 2021 – 05:01 WIB
Vaksin Covid-19. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Mulyanto meminta pemerintah tidak terlalu mengandalkan vaksin Covid-19 impor.

Mulyanto mengatakan pemerintah harus mempercepat produksi Vaksin Merah Putih.

BACA JUGA: 15 Makaka Sudah Disuntikkan Vaksin Merah Putih, Begini Tahap Selanjutnya

Vaksin itu tengah dikembangkan Konsorsium Riset Covid di bawah koordinasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"(Percepatan produksi vaksin Merah Putih) sebagai instrumen mencapai herd immunity masyarakat. Pemerintah jangan terlalu mengandalkan vaksin impor," kata Mulyanto dalam rilis di Jakarta, Senin (12/7).

BACA JUGA: Polisi PPKM Kibar Merah Putih Raksasa di Air Terjun Lumajang, Indahnya

Menurut dia, saat ini riset vaksin inovasi domestik terkesan berjalan seperti biasa dan berbeda dengan sikap pemerintah terhadap vaksin impor.

Padahal, kata dia, penggunaan Vaksin Merah Putih sangat penting sebagai upaya untuk membangun keunggulan sumber daya manusia dan kemampuan inovasi domestik.

BACA JUGA: Vaksin Merah Putih Diperkirakan Rampung Akhir 2021, Erick Thohir: Insyaallah

Dengan demikian, kata Mulyanto, Indonesia tidak tergantung pada vaksin impor dan sekadar menjadi pasar bisnis vaksin semata.

"Sayang anggaran yang terbatas ini terkuras habis untuk membeli puluhan juta vaksin impor," katanya.

Mulyanto berpendapat saat ini dana untuk riset vaksin di LBM Eijkman dinilai jauh dari memadai.

Seharusnya, kata dia, pemerintah mengalokasikan dana riset yang cukup, sehingga vaksin Merah Putih dapat diproduksi lebih awal.

Lebih lanjut Mulyanto juga menolak dengan tegas rencana layanan vaksin berbayar.

Menurutnya, dalam kondisi darurat seperti sekarang pemerintah harusnya memberikan layanan gratis kepada semua masyarakat.

Sementara itu, pemerintah meminta BUMN PT Bio Farma (Persero) meningkatkan produksi vaksin Covid-19 guna mengejar target dua juta penyuntikan per hari pada Agustus 2021.

"Pemerintah menargetkan penyuntikan dua juta dosis vaksin per hari pada Agustus nanti. Menteri BUMN sudah meminta Bio Farma meningkatkan produksi vaksin dari bahan baku menjadi vaksin jadi di tengah PPKM darurat ini," kata Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi dalam keterangan pers harian terkait PPKM darurat di Jakarta, Senin (12/7).

Sebelumnya, produksi vaksin Bio Farma mencapai 12 juta dosis per bulan. Namun kini holding BUMN farmasi itu mampu memproduksi sampai 20 juta dosis vaksin per bulan.

"Ke depan, Bio Farma didorong untuk terus menaikkan produksi hingga dua kali lipat," kata Dedy. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler