Pemerintah Diminta tak Turuti Tebusan Rp 15 Miliar

Selasa, 29 Maret 2016 – 11:19 WIB
Ilustrasi. Foto: dok JPNN.com

JAKARTA - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai penyanderaan terhadap 10 WNI yang diduga dilakukan kelompok Abu Sayyaf di kawasan Tawi-tawi, Filipina, karena mereka semakin terdesak.

"Kelompok Abu Sayyaf saat ini makin terdesak dan kesulitan pendanaan. Mereka lakukan cara-cara pemerasan antara lain melalui penyanderaan," kata Mahfudz menanggapi penyanderaan WNI, Selasa (29/3).

Namun, politikus PKS itu meminta pemerintah tidak menuruti permintaan tebusan sebesar Rp 15 miliar yang disampaikan penyandera pada otoritas Filipina.

"Pemerintah tidak perlu memenuhi permintaan tersebut. Pihak Indonesia bisa koordinasi dengan otoritas Filipina untuk pembebasan WNI yang disandera," tambahnya.

Menurut informasi, 10 WNI yang disandera adalah awak kapal dengan nama lambung Brama berbendera Indonesia. Kapal mendapat serangan dan ditemukan dalam keadaan kosong oleh kepolisian Filipina di Tawi-tawi.(fat/jpnn)

BACA JUGA: Tolong..Selamatkan 10 WNI yang Disandera Abu Sayyaf

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah Lho... Pak SBY Curhat Lagi, Jengkel Disebut Penakut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler