jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut meminta pemerintah untuk transparan terkait potensi daerah rawan virus corona.
Menurut dia, masyarakat butuh informasi komprehensif atas penyebaran corona, demi melakukan langkah antisipasi tertular virus asal Tiongkok tersebut.
BACA JUGA: Cegah Penularan Corona, Gubernur Anies Cabut Sementara Aturan Ganjil Genap
"Lakukan transparansi dalam penanganan, jangan terkesan diam-diam karena masyarakat butuh informasi yang jernih dan jelas," ucap Gus Yaqut dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/3).
Ke depan, kata Gus Yaqut, pejabat yang tidak berkompeten berbicara soal penyebaran corona, dipinggirkan lebih dahulu oleh pemerintah. Dengan begitu, arus informasi tentang wabah corona di Indonesia menjadi terarah.
BACA JUGA: Para Politikus Jangan Jadi Provokator soal Virus Corona
"Sudah cukup kekacauan informasi yang kemarin dilakukan. Jangan lagi ada pejabat atau pihak yang tidak kompeten ikut memberikan informasi sembarangan. Informasi yang disampaikan harus berdasarkan data, riset dan kajian yang benar yang dilandasi semangat mencegah kerusakan harus lebih diutamakan daripada mengambil manfaat," lanjut dia.
Selain itu, kata Gus Yaqut, pemerintah perlu menghentikan kegiatan bersifat seremonial dan proyek mercusuar, selama menangani virus corona. Anggaran tersebut bisa dialihkan sementara bagi keselamatan warga atas ancaman corona.
"Ajak lembaga-lembaga yang memiliki kompetensi, baik dari dalam maupun luar negeri. Hentikan sementara kegiatan seremonial yang menyedot biaya besar, proyek-proyek mercusuar, fasilitas pejabat, dan setop bayar buzzer. Fokuskan ke penanganan dan antisipasi virus corona untuk menyelamatkan masyarakat luas," tutur dia.
BACA JUGA: Cegah Wabah Virus Corona, Bareskrim Perketat Wajib Cek Suhu Tubuh Pegawai
Kemudian, lanjut dia, pemerintah perlu memperhatikan masukan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO yang meminta Indonesia menetapkan status darurat corona. Pemerintah perlu melakukan riset atas permintaan WHO itu.
"Jangan lagi seperti di awal-awal virus ini merebak, pemerintah seolah terkesan meremehkan, bahwa Indonesia kebal virus. Toh, kenyataannya kena juga. Jadi, jangan anggap enteng. Negara lain sudah bertindak cepat, terukur, terarah, ini masih saja lambat," timpal dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan