Pemerintah Disarankan Bangun \'Boutique Institute\' di Daerah

Minggu, 18 Mei 2014 – 19:32 WIB
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Binsar Panjaitan. Getty Images

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah dinilai belum berhasil memaksimalkan penggunaan anggaran pendidikan yang nilainya mencapai 20 persen dari APBN. Ini bisa dibuktikan dengan masih adanya daerah kaya sumber daya alam (SDA) kekurangan tenaga terampil, hanya karena ketiadaan sekolah khusus yang sesuai dengan potensi daerah.

Untuk mengatasinya, pemerintah harus mendorong institusi pendidikan yang telah diakui kualitasnya secara nasional, regional atau bahkan dunia, bersama dengan pemerintah daerah pemilik SDA tadi, membangun "boutique institute." Boutique institute adalah institusi pendidikan setara politeknik yang ada di daerah, dimana kualitasnya sama dengan institusi pendidikan terkemuka di Indonesia.

BACA JUGA: Kampus Tetapkan Porsi Nilai Unas dalam Kelulusan SNM PTN

"Misalnya ITB atau UI membantu sekaligus terlibat langsung pelaksanaan belajar mengajar politeknik perminyakan dan gas bumi di Kutai Kartanegara di Kaltim yang terkenal sebagai penghasil migas di Indonesia," ucap mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Binsar Panjaitan saat dihubungi Minggu (18/5).

Dengan metode serupa, ITB, UI, atau ITS membangun politeknik sesuai kebutuhan daerah penghasil SDA semisal daerah kaya kandungan tambang di Freeport di Papua atau daerah lain. Dengan begitu, Luhut yang terlibat langsung mendirikan Institut Teknologi Del, Sumatera Utara ini meyakini, kualitas lulusan yang dihasilkan bisa menyamai lembaga pendidikan induknya.

BACA JUGA: Pelajar Indonesia Raih 2 Award di Kompetisi Sains Los Angeles

Pria berperawakan tegap ini menganalogikan, jika dari 250 juta penduduk Indonesia ada 0,5 persen lulusan seperti itu, maka jumlahnya bisa mencapai 12,5 juta lulusan yang kualitasnya tak diragukan lagi. Dan bila metode ini terus dijalankan selama puluhan tahun, Jenderal bintang empat yang lama berkarier di Kopasus ini yakin Indonesia bakal jadi negara maju dan diperhitungkan dunia.

Selain boutique institute, pria ramah yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar ini menyarankan, agar pemerintahan berikutnya peduli dengan riset. Menurut dia, riset membuat para akademisi untuk terus mencari hal baru demi kemajuan pendidikan. Bukan hanya pendidikan, mengacu yang selama ini terjadi di negara maju, lanjut Luhut, hasil riset ternyata bernilai ekonomis. Alasannya, tak sedikit riset menghasilkan produk baru yang bisa dijual sehingga diminati industri untuk dipasarkan secara massal. (pra/jpnn)

BACA JUGA: Peserta dari Bali-NTT Ikut Seleksi Beasiswa Dahlan di Lombok

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenag Siapkan Beasiswa Studi ke Timur Tengah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler