jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Senior Indef Dradjad Wibowo meminta pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 membentuk tim demi mengurusi hoaks di media sosial tentang vaksin.
Sebab, kata alumnus Institut Pertanian Bogor itu, hoaks mengakibatkan tingkat vaksinasi di Indonesia masih rendah jika dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia.
BACA JUGA: Jalankan Vaksinasi Massal, Pertamina Dukung Pemerintah Percepat Herd Immunity
"Saran saya, teman-teman Satgas Penanganan Covid-19 dan Kemenkes, tolong buat tim konten yang aktif melawan berbagai macam narasi konspirasi dan tidak berdasarkan science," kata Dradjad saat diskusi Bikin Risol JPNN.com bertema Eropa Sudah Angkat Piala, Bagaimana Indonesia yang disiarkan di YouTube, Sabtu (24/7).
Dradjad menuturkan, di Indonesia saat ini banyak kabar bohong dan teori konspirasi tanpa dasar ilmiah tentang vaksin Covid-19.
BACA JUGA: Lihat, Prajurit Satgas Yonif RK 751/VJS Hadiri Upacara Adat Bakar Batu
Tidak hanya kalangan bawah, kata dia, masyarakat terdidik pun rupanya cukup banyak terpapar kabar bohong tentang vaksin.
"Akibatnya orang jadi berpikir ulang vaksinasi," kata eks anggota Komisi IX DPR itu.
BACA JUGA: Satgas: Indonesia Terus Wujudkan Keadilan Vaksin bagi Semua
Namun, Dradjad merasa tidak heran muncul banyak hoaks dan teori konspirasi tentang vaksin. Toh, kejadian serupa pernah terjadi seabad silam saat terjadi wabah polio di Amerika Utara.
Ketika itu seorang dokter memunculkan teori konspirasi tentang vaksin polio. Selanjutnya, dokter itu menyebut vaksin tidak berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Menurut Dradjad, dokter yang menyebar teori konspirasi rupanya menjalani vaksin pada kemudian hari.
"Menganggap polio itu virus biasa, akan hilang sendiri, tidak usah khawatir, itu konspirasi, vaksin tidak ada gunanya. Kemudian ternyata belakangan diketahui dia juga divaksin," beber dia.(ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan