jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah terus memberikan perhatian untuk pengembangan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pasalnya, sektor UMKM memiliki peran besar terhadap perekonomian di tanah air dengan telah memberikan kontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB atau setara Rp 8.573 triliun dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
BACA JUGA: Pemerintah Dorong Pengembangan PSN Prioritas di Berbagai Wilayah Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pengembangan UMKM tidak hanya dalam bentuk bantuan pembiayaan, namun juga perlu diperkuat dengan pemahaman literasi digital.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menargetkan 30 juta pelaku UMKM untuk Go-Digital pada 2024.
BACA JUGA: Menko Airlangga: UMKM Jadi Penyangga Ekonomi di Kala Pandemi
Namun saat ini, masih 24 persen dari total pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan terknologi digital dengan berjualan di berbagai platfrom e-commerce.
Padahal berdasarkan laporan Google, Temasek dan Bain, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi digital senilai USD 124 miliyar di tahun 2025.
BACA JUGA: Menko Airlangga Bertemu USTR Ambassador Katherine, Singgung Presidensi G20
“Kita harus sambut baik potensi ini, karena angka tersebut merupakan pertumbuhan ekonomi digital tertinggi di kawasan regional dan merupakan peluang besar bagi sektor UMKM untuk melakukan transformasi digital, mengisi marketplace, dan menjadi bagian dari rantai pasok global,” ungkap Menko Airlangga dalam webinar B20 dengan tema 'Digitalisasi UMKM Tempatkan UMKM Indonesia di Rantai Pasok Global', Jumat (28/10)
Digitalisasi bagi UMKM akan memudahkan dalam melakukan sinergi dengan berbagai produk jasa keuangan, utamanya dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Saat ini, sudah banyak bank umum yang mengembangkan digital banking agar dapat menyasar pasar yang lebih luas.
Sektor UMKM dapat memanfaatkan platform tersebut sebagai bentuk implementasi digitalisasi keuangan.
Menko Airlangga menegaskan pemerintah mendorong akselerasi adopsi teknologi digital oleh UMKM.
Tujuannya agar UMKM tetap produktif dan dapat beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen.
"Dukungan tersebut melalui program Kakak Asuh, UMKM e-catalog, dan program Bangga Buatan Indonesia,” sebut Menko Airlangga.
Berdasarkan hasil survei CORE, sebanyak 70 persen pelaku UMKM mengalami kenaikan pendapatan rata-rata 30 persen dengan tergabung dalam ekosistem digital.
Menurut Survei Aktivitas Bisnis UMKM yang dilakukan BRI, indeks bisnis UMKM mengalami kenaikan, yakni pada kuartal II-2022 mencapai angka 109,4 dan menunjukkan para pelaku UMKM berada di level optimis.
Lebih lanjut Menko Airlangga memaparkan, pemerintah telah memberikan kemudahan akses terhadap pembiayaan UMKM melalui penyaluran KUR, subsidi bunga KUR, penjaminan kredit modal kerja, PPh Final tarif 0 persen UMKM, dan perpanjangan restrukturisasi kredit.
Hingga akhir Juli 2022 penyaluran KUR telah terealisasi sebesar Rp 209 triliun atau setara 56 persen dari target tahun 2022 yang diberikan kepada 4,4 juta debitur.
Berbagai kemudahan juga diberikan pemerintah, seperti pendaftaran perizinan secara elektronik, fasilitasi standardisasi dan sertifikasi untuk ekspor, akses pembiayaan dan penjaminan, serta pengutamaan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah maupun BUMN.
“Adanya dukungan nyata dari dunia usaha seperti pelatihan yang dilakukan saat ini, kami yakin bahwa UMKM bisa pulih lebih cepat dan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia,” pungkas Menko Airlangga. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi