jpnn.com - JPNN.com JAKARTA -- Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan terus mendorong para pengembang untuk menyukseskan program sejuta rumah bagi rakyat dengan meningkatkan pasokan rumah murah.
Alasannya, hingga saat ini backlog (kekurangan kebutuhan) rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berdasarkan data BPS berjumlah 13,5 juta unit dan terus meningkat setiap tahunnya.
BACA JUGA: Jalur Pantura Dinilai Jadi Proyek Abadi Pemerintah, Ini Tanggapan BPK
“Kekurangan rumah masyarakat saat ini sekitar 13,5 juta dan diperkirakan terus bertambah sekitar 800 ribu unit setiap tahunnya. Sedangkan Program Sejuta Rumah untuk Rakyat merupakan salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah guna mengurangi angka backlog perumahan. Kami membutuhkan partisipasi aktif serta dukungan dari pengembang dalam menyediakan pasokan rumah untuk rakyat tersebut,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin di Jakarta, Rabu (17/6).
Menurut Syarif, upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat pengembang membangun rumah murah adalah dengan memberikan beberapa insentif kepada para pengembang. Di antaranya kemudahan perizinan serta bantuan prasarana sarana dan utilitas seperti jalan, saluran air dan listrik sehingga harga rumah tidak terlalu tinggi.
BACA JUGA: Bukan Angkutan Umum, Pemerintah Diminta Perjelas Status Go-Jek
"Kami menyadari pengembang juga perlu keuntungan dalam menjalankan usahanya. Namun demikian, apabila pengembang tidak dapat memenuhi pasokan rumah sedangkan kebutuhan rumah semakin meningkat tentunya hal itu juga akan menambah persoalan di sektor perumahan," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Tol Cikapali Dianggap Matikan Angkutan Jarak Pendek
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mudik, Pengguna Angkutan Umum Anjlok Hingga 30 Persen
Redaktur : Tim Redaksi