Pemerintah Dorong Perbankan Ikut Memajukan Sektor Industri Padat Karya dan UMKM

Sabtu, 07 Desember 2024 – 09:33 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) saat hadir dalam Rakernas BCA 2025 yang bertema 'OneBCA Tomorrow Never Dies' di Jakarta, Jumat (6/12). Foto: Dokumentasi Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Dunia saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan perekonomian.

Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh 3,2 persen pada 2024 dan 2025, masih belum kembali seperti sebelum pandemi.

BACA JUGA: Airlangga Sebut Indonesia Berpotensi jadi Pusat Critical Minerals & Renewable Energy

Di tengah ketidakpastian tersebut, ekonomi Indonesia masih solid tercermin dari pertumbuhan PDB di triwulan III 2024 sebesar 4,95 persen (yoy) atau 5,03 persen (ctc).

Inflasi tetap terkendali di rentang target sasaran.

BACA JUGA: Airlangga & Delegasi Canada-ASEAN CABC Sepakat Perkuat Kerja Sama Ekonomi

Pada November 2024, inflasi berada di level 1,55 persen (yoy), terjaga di kisaran 2,5±1 persen.

Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan daerah (TPID) akan terus menjaga stabilitas dan keterjangkauan harga, khususnya menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dalam waktu dekat ini.

BACA JUGA: Menko Airlangga Dukung Penguatan Kerja Sama Ekonomi RI-Kanada di Berbagai Sektor Prioritas

“Hari ini akan diluncurkan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dan kita juga akan dorong hari belanja secara offline itu antara 26 Desember 2024 sampai 11 Januari 2025," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memberikan paparan dalam Rakernas BCA 2025 yang bertema 'OneBCA Tomorrow Never Dies' di Jakarta, Jumat (6/12).

Menko Airlangga menyampaikan Harbolnas tahun lalu bisa dicapai sekitar Rp 35 triliun.

"Kita berharap angka ini juga bisa dicapai di tahun ini sehingga tentunya ini bisa mendorong daya beli masyarakat,” ujar Menko Airlangga.

Selanjutnya, indikator sektor riil menunjukkan ketahanan ekonomi tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih terus optimis, yakni lebih dari 100, dan Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tumbuh positif.

Sektor perbankan Indonesia juga menunjukkan kinerja yang sehat dengan risiko kredit yang cenderung menurun (NPL gross 2,21 persen), tingkat permodalan cukup solid (CAR 26,78 persen), solvabilitas korporasi terjaga (ICR di kisaran 40 persen), serta likuiditas dalam negeri juga masih terjaga.

Dengan berbagai capaian baik itu, investor masih melihat Indonesia sebagai negara atraktif, sehingga predikat layak investasi dari berbagai lembaga rating juga masih dapat dipertahankan.

“Bahkan, beberapa hari lalu, delegasi Amerika Serikat (AS) membawa 50 perusahaan besarnya dalam US-ASEAN Business Council," papar Menko airlangga.

Kemudian, lanjut Menko Airlangga, dalam pertemuan dengan Menteri Usaha Kecil, Promosi Ekspor, dan Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng, Indonesia menandatangani Comprehensive Economic Partnership secara substansial dengan Kanada.

"Ini untuk pertama kalinya Indonesia punya perjanjian dagang dengan Amerika Utara,” imbuh Menko Airlangga.

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh 8 persen pada 2029 mendatang.

Hal itu akan bisa dicapai melalui transformasi ekonomi dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, penggunaan kapital yang lebih efisien, perbaikan keahlian para pekerja.

Menko Airlangga menyebutkan terdapat tiga mesin pertumbuhan yang perlu digerakkan bersamaan.

Pertama, yakni revitalisasi mesin pertumbuhan konvensional.

Kedua, yaitu penciptaan mesin pertumbuhan baru melalui optimalisasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

Ketiga, yakni peningkatan produktivitas dan daya saing SDM sebagai fondasi keberlanjutan mesin-mesin ekonomi.

"Tentunya kita tidak boleh meninggalkan yang namanya industri padat karya, (misalnya) tekstil dan produk turunannya, persepatuan, dan furnitur," pesan Menko Airlangga.

Menko Airlangga menyampaikan sektor UMKM pun menjadi tantangan tersendiri, karena pemerintah tidak ingin masyarakat hanya menjadi pekerja di negara sendiri.

"Ini juga menjadi tantangan khusus kepada perbankan, termasuk BCA, dalam merevitalisasi industri padat karya,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam acara tersebut, di antaranya Presiden Komisaris BCA Djohan Emir Setijoso beserta jajaran Dewan Komisaris lainnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja beserta jajaran dewan direksi lainnya.

Selain itu juga hadir manajemen Kantor Pusat BCA, dan kepala kantor wilayah, serta Kepala Kantor Cabang Utama (KCU) BCA dari seluruh Indonesia. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler