jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan pelepasan Ekspor Raya Hasil Perikanan secara serentak di lima pelabuhan utama yaitu Tanjung Priok, Jakarta; Tanjung Perak, Surabaya; Tanjung Emas, Semarang; Belawan, Medan; dan Soekarno Hatta, Makassar.
Hal ini dilakukan dalam Bulan Bakti Karantina, Mutu dan Hasil Perikanan 2019. Ekspor raya hasil perikanan ini diikuti oleh 147 perusahaan perikanan binaan BKIPM yang berada di wilayah Medan, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Makassar.
BACA JUGA: KKP Bersama Bakamla Tangkap 6 Kapal Asal Vietnam
Dalam ekspor raya tersebut akan dikirim 394 kontainer produk perikanan dengan total 8.938,76 ton senilai Rp588,79 miliar. Produk perikanan tersebut akan dikirim ke 21 negara, yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, Spanyol, Singapura, Sri Lanka, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Austria, Malaysia, Prancis, Puerto Riko, Italia, Belanda, Australia, Inggris, Denmark, dan Yunani.
Kegiatan ekspor raya ini melibatkan enam Unit Pelaksana Teknis (UPT) BKIPM di daerah, yaitu Balai KIPM Jakarta II, Balai KIPM Surabaya II, Balai KIPM Semarang, Stasiun KIPM Medan II, dan Balai Besar KIPM Makassar.
BACA JUGA: Banyak Prestasi, Susi Pudjiastuti Dinilai Layak Jadi Menteri Lagi
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut, tumbuhnya usaha perikanan di Indonesia ini merupakan dampak positif dari upaya pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing yang digalakkan pemerintah beberapa tahun belakangan.
Tercatat sejak 2014, KKP telah menenggelamkan 516 kapal pencuri ikan. Bahkan, di semester I 2019 saja, KKP telah berhasil menangkap 67 kapal pencuri ikan.
BACA JUGA: Bagaimana Kinerja Kementerian yang Dipimpin Bu Susi di Semester Pertama 2019?
“Pemberantasan IUU Fishing inilah yang telah memberikan dampak positif terhadap Stok Ikan Nasional. Berdasarkan hasil kajian Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan (Kajiskan), Maximum Sustainable Yield (MSY) perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari 7,3 juta ton di tahun 2015 menjadi 12,54 juta ton pada tahun 2017, atau meningkat sebesar 71,78 persen,” tutur Menteri Susi.
Peningkatan stok ikan ini akhirnya mendorong peningkatan ekspor komoditas perikanan. Tren ekspor produk perikanan Indonesia meningkat 45,9 persen, yaitu dari 654,95 ribu ton senilai USD3,87 miliar pada 2015 menjadi 955,88 ribu ton senilai USD5,17 miliar sepanjang 2018.
“Tentu ini menjadi satu hal yang luar biasa. Di tengah tekanan ekonomi global yang melambat, ekspor komoditi perikanan Indonesia terus melaju,” tandas Susi.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Susi Ungkap Perputaran Uang di Level Bandar dan Tengkulak, Wouw
Redaktur & Reporter : Yessy