jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan energi baru terbarukan (EBT).
Langkah itu dilakukan untuk mewujudkan target Indonesia sebagai pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.
BACA JUGA: Ada Sejumlah Kemudahan untuk Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier menyampaikan, pengembangan kendaraan listrik diatur melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap EV dan Perhitungan Kandungan Lokal.
“Indonesia menargetkan untuk mengembangkan industri komponen utama kendaraan listrik (EV) berupa baterai, motor listrik dan inverter,” tutur Taufiek dalam siaran persnya, Kamis (24/6).
BACA JUGA: Irjen Ferdy Sambo: Perbuatan Briptu Nikmal Idwar Keji dan Biadab, Hukum Seberat-beratnya!
Taufiek menambahkan, seiring naiknya kebutuhan baterai lithium ion, pemerintah bakal mendorong peningkatan pada bahan baku.
Sehingga, kata dia, negara dengan sumber bahan baku baterai akan memegang peran penting.
Selain itu, Taufiek menyakini ke depannya kebutuhan baterai litium ion akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya isu lingkungan dan tren dunia.
“Hal ini menjadi potensi pengembangan industri baterai yang merupakan komponen utama dalam ekosistem energi terbarukan,” paparnya.
Saat ini, di tanah air sudah terdapat sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai.
Adapun lima perusahaan tersebut sebagai penyedia bahan baku, antara lain nikel murni, kobalt murni, nikel ferro, dan endapan hidroksida campuran. Keempat perusahaan lainnya adalah produsen baterai.
“Dengan demikian, Indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, hingga daur ulang,” jelas Taufiek.
Pengembangan baterai nantinya juga akan diarahkan untuk mendukung program renewable energy pemerintah, salah satunya melalui solar energy.
“Pemerintah akan mendorong pengembangan ekosistem renewable energy seperti baterai, sel surya, dan inverter melalui regulasi TKDN," imbuhnya.
Menurut dia, masa depan kendaraan listrik tergantung pada inovasi baterai yang saat ini cenderung tidak menggunakan bahan baku nikel, kobalt, dan mangan seperti lithium sulfur dan lithium ferro phosphor yang membuat baterai lebih murah.
“Kita harus mengantisipasi perkembangan ini karena akan membawa dampak pada baterai yang lebih murah, sehingga energi yang dihasilkan lebih tinggi dan waktu pengisian sangat singkat,” kata Taufiek. (ddy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian