Pemerintah Harus Antisipasi Ancaman Berlapis Soal Pangan dan Energi

Rabu, 11 Mei 2022 – 23:52 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan saat ini pemerintah mesti terus waspada pada situasi dunia yang terus bergejolak akibat terganggunya proses produksi pangan dan penyediaan energi untuk kebutuhan dalam negeri.

“Saat ini ancaman berlapis pada persoalan pangan dan energi sudah di depan mata. Kita harus mampu melalui semua ini dengan berbagai persiapan,” kata Andi Akmal dalam siaran pers pada Rabu (11/5).

BACA JUGA: Harga Pangan Masih Mahal, DPRD Bakal Panggil Anak Buah Anies Baswedan

Akmal menyebut baru-baru ini sudah tersebar kembali di tanah air penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak terutama sapi.

Situasi perubahan iklim yang drastis dan juga ekstrim juga telah terjadi. Perang yang terus  berlangsung antara Rusia dan Ukraina tidak kunjung reda.

BACA JUGA: Sejumlah Harga Bahan Pangan di DKI Turun, Daging Sapi Lebih Murah

“Semua ini sangat memengaruhi negara kita yang ujungnya selain pangan dan energi, merambat ke semua komoditas yang melonjak harganya,” ujar politikus PKS ini.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengatakan hingga pasca-lebaran idulfitri tahun 2022 ini,  beberapa harga komoditas pangan masih belum kunjung untuk turun.

BACA JUGA: Andi Akmal: Pengembangan Sawit Rakyat Harus Prioritas

Hal ini, kata dia, terjadi pada harga-harga bahan bakar yang implikasinya sangat mempengaruhi tingginya distribusi. 

Akmal mengingatkan semua komoditas yang berasal dari impor baik itu bahan baku maupun bahan langsung pakai, akan melonjak harganya.

Yang perlu diantisipasi, menurut Akmal, adalah bahan baku dimana produksi yang akan digunakan untuk produksi penunjang peningkatan produksi pertanian seperti pupuk juga terancam akan naik bahkan langka keberadaanya.

Padahal, tambah Akmal, saat ini kontribusi pupuk sangat mempengaruhi tercapainya produksi pertanian sehingga dapat mengurangi angka importasi bahan pangan pokok seperti beras.

“Harus sentiasa waspada. Meski saat ini produksi pupuk misal NPK bisa mencapai 2,7 juta ton hingga 3,2 juta ton, akan tetapi kalau bahan baku sulit didapat, bukan saja mahal nantinya, tapi bisa langka seperti halnya minyak goreng saat ini,” kata Akmal.

Anggota Fraksi PKS ini tetap mengapresiasi kinerja kementerian pertanian yang terus meningkatkan produksi pangan meski Indonesia dan dunia masih dalam suasana pandemi Covid-19.

Bahkan sektor pertanian menjadi kunci penting dalam mengendalikan inflasi karena sangat kokoh dalam mempertahankan ekonomi negara yang sedang terpuruk.

“Salah satu bentuk kewaspadaan negara dalam mengantisipasi guncangan pangan dan energi, Pemerintah sudah mulai memikirkan pada peningkatan pendanaan sektor pertanian yang berorientasi peningkatan produksi yang maksimal. Selama ini APBN pertanian sudah berkurang drastis sejak tahun 2020.

“Jadi, untuk perencanaan tahun 2023, mesti ada peningkatan anggaran pertanian yang ditunjukkan pada pengembalian APBN kementan seperti tahun 2015,” kata Andi Akmal Pasluddin.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler