jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah segera melakukan langkah mengevakuasi WNI yang merupakan kru kapal pesiar Diamond Princess yang ada di Yokohama, Jepang.
Pasalnya, kata Saleh, WNI yang ada di sana sudah sangat khawatir dan ingin segera dievakuasi. Begitu juga keluarga mereka di tanah air ingin mendapatkan kepastian terkait penanganan yang akan dilakukan pemerintah kepada mereka.
BACA JUGA: Mengapa Convid-19 Lebih Cepat Tersebar di Kapal Pesiar? Ini Penjelasan Ahli Biologi
“Negara-negara lain kan sudah melakukan evakuasi. WNI kita tahu itu. Tentu mereka akan berkecil hati jika belum ada informasi pasti terkait rencana evakuasi kepada mereka. Secara psikologis, mereka tentunya akan terganggu," kata Saleh dalam keterangannya, Selasa (25/2).
Selain itu, Saleh melanjutkan, kapal tersebut diketahui membawa banyak penumpang dan kru yang positif terinfeksi virus corona. Sangat tidak bijak jika WNI masih tetap ada di dalam kapal tersebut. Kalaupun tidak bisa langsung dibawa pulang ke tanah air, setidaknya mereka bisa dikeluarkan dulu dari kapal tersebut.
BACA JUGA: 188 WNI dari Kapal World Dream Dievakuasi ke Pulau Tak Berpenghuni
"Bagaimana caranya, tentu pemerintah yang lebih tahu. Apalagi sampai saat ini, menurut keterangan kemenkes, komunikasi pihak perwakilan kita masih terus dilaksanakan dengan otoritas Jepang," ujarnya.
Ia menjelaskan, dari 78 WNI, sembilan orang di antaranya positif terjangkit virus corona dan sudah dilakukan perawatan di RS di sana. Sementara 69 orang lainnya masih menunggu keputusan dan kepastian dari pemerintah Indonesia. Sudah selayaknya, pemerintah tidak terlalu lama berpikir. Perlu langkah cepat dan aman untuk mengevakuasi mereka.
BACA JUGA: 6 Kesepakatan Panja ASN dengan Pemerintah soal Honorer K2
“Kami memahami kekhawatiran pemerintah. Karena itu, proses evakuasi harus dilakukan secara hati-hati dan aman. Meski demikian, bukan berarti menunggu terlalu lama untuk diambil tindakan," ujar anggota Komisi IX DPR itu. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy