Pemerintah Harus Seriusi Pengangguran Terdidik

Rabu, 09 Mei 2012 – 19:19 WIB

JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR-RI, Kemal Azis Stamboel menilai tingginya pengangguran terdidik menjadi persoalan yang perlu mendapatkan perhatian serius pemerintah. Menurutnya, pemerintah perlu menciptakan lapangan kerja bagi pengangguran terdidik yang profesional dan memiliki keahlian agar bisa berkarya di berbagai sektor ekonomi.

“Kita masih melihat bahwa pengangguran dari kalangan terdidik masih tinggi. Ini harus menjadi basis evaluasi penting dari proses pendidikan kita,”ujar Kemal di Jakarta, Rabu (9/5).

Berdasarkan data BPS, hingga Februari 2012 lalu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 6,32 persen dengan jumlah total penganggur men capai 7,6 juta orang. Untuk TPT tingkat pendidikan Diploma dan Sarjana, masing-masing 7,5 persen dan 6,95 persen dari angka pengangguran.

Sementara TPT pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi. TPT lulusan Sekolah Menengah Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,51 persen. Meski demikian TPT bulan Februari 2012 itu memang turun dibanding Februari 2011 yang mencapai 6,80 persen.

Masih mengacu data BPS hingga Februari 2012, pekerja dari jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebesar 55,5 juta orang (49,21 persen), sedangkan pekerja berpendidikan diploma sekitar 3,1 juta orang (2,77 persen) dan pekerja penyandang gelar sarjana hanya sebesar 7,2 juta orang (6,43 persen).

Pada Februari 2011, pekerja dari jenjang pendidikan SD ke bawah sebesar 55,1 juta orang (49,53 persen) dan SMP 21,22 juta orang (19,07 persen). Sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan diploma hanya sebesar 3,3 juta orang (2,98 persen) dan pekerja dengan pendidikan sarjana sebesar 5,5 juta orang (4,98 persen).

Menurut Kemal, proporsi dari pengangguran terdidik masih cukup tinggi dan harus benar—benar diperhatikan  dengan membenahi kurikulum pendidikan di dalam negeri.  Apalagi dalam waktu dekat, Indonesia bersiap untuk memasuki Masyarakat Ekonomi Asean.

“Beberapa tahun terakhir anggaran penddikan kita sudah meningkat drastis, relevansi program pendidikan dengan tantangan dalam realitas yang akan dihadapi peserta didik yang sesungguhnya harus menjadi basis pengembangan pendidikan kita,”urainya.

Senada dengan Kemal, pengamat ekonomi dari Indef,, Enny Sri Hartati mengatakan jika melihat dari penduduk yang bekerja menurut pendidikan, maka penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2012 masih didominasi oleh pekerja berpendidikan rendah atau lulusan SD ke bawah.

“Ini harus dipertanyakan, bagaimana anggaran pendidikan yang dialokasi dari anggaran belanja sebesar 20 persen, pendidikan dasar sembilan tahun digratiskan tapi pengaruhnya tidak signifikan," pungkasnya. (naa/jppn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gas Industri Naik Harga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler