JAKARTA — Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh menyatakan bahwa pemerintah menjamin tidak akan mengabaikan profesi guruMenurutnya, reformasi birokrasi juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
“Garansinya saya sampaikan di hadapan ibu-ibu dan bapak-bapak guru, pemerintah tidak mungkin mengabaikan peran, nasib, dan kesejahteraan guru
BACA JUGA: Kapitalisasi Pendidikan Dinilai Makin Parah
Itu garansi,” ujar Nuh di acara Kongres Guru Indonesia (KGI) 2010 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (20/5).Mantan Rektor Institut 10 November (ITS) Surabaya itu menambahkan, dengan adanya reformasi birokrasi dan struktur Kemdiknas yang baru, maka pemuliaan guru akan lebih meningkat
Lebih lanjut Nuh menambahkan, untuk mencapai pendidikan berkualitas, merata, dan terjangkau, pemerintah akan melakukan empat upaya
BACA JUGA: Akibat UN, Murid Tak Lagi Hormati Guru
Antara lain reformasi birokrasi, pemuliaan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), pemenuhan sarana dan prasarana, serta reformasi sistem pembelajaran.Pada kesempatan itu Nuh juga menyebutkan, jumlah guru di Indonesia saat ini sebanyak 2.607.311 guru yang terdiri dari 634,576 guru swasta dan 1.972.735 guru negeri
BACA JUGA: Kemdiknas Siapkan Beasiswa Bagi 200 Ribu Guru SD
Dari jumlah tersebut, kata Nuh, terdapat 1,5 juta atau 57 persen guru yang belum memenuhi kualifikasi S1/D4sedangkan 78,92 persen guru belum terserfitikasi.”Mestinya 2010 itu sudah satu juta lebih yang disertifikasi, tetapi ternyata baru sekitar 800 ribuKami akui bahwa ada keterlambatan untuk menyelesaikan sertifikasi ituOleh karena itu, harus ada reformasi birokrasi,” katanya.
Lebih jauh Menteri Komunikasi dan Informatika pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I itu mengatakan, urusan guru juga akan diredistribusi, yang semula dikelola satu direktorat jenderal (Ditjen) yakni Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) saja menjadi tiga Ditjen, yaitu Ditjen Pendidikan Dasar, Ditjen Pendidikan Menengah, dan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Nonformal dan Informal.
“Perubahan struktur ini tidak akan mengakibatkan alokasi anggaran menjadi hilangAnggaran itu rumusnya tidak melekat pada organisasi, tetapi melekat pada programSelama masih ada program PTK, maka selama itu pula masih ada anggaran,” pungkasnya
Seperti diketahui, ajang tahunan Kongres Guru Indonesia (KGI) merupakan hasil kerjasama Putera Sampoerna Foundation dengan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)KGI berlangsung selama dua hari mulai 20-21 Mei 2010Selain itu, di dalam acara ini juga akan menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri
Pada kesempatan itu, Managing Director Putera Sampoerna, Neni Sonawinata menilai kualitas pendidik adalah modal utamaMenurutnya, saat ini kualitas pendidik di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan para pendidik negara lain.
“Banyaknya guru yang tersebar di seluruh Indonesia, nampaknya tidak mampu untuk menutupi kualitas pendidikKita tidak hanya melihat dari segi angkanya, tetapi kita harus bisa melihat kualitasnya karena di depan mata kita sekarang ini ada persaingan yang cukup ketat khususnya di dunia pendidikan,” ujarnya.
Nenny mengharapkan, dengan KGI yang didukung penuh Putera Sampoerna itu maka guru yang hadir di dalam kongres akan dapat bertukar pikiran dan menambah ilmu“Ilmu yang akan mereka dapat diterapkan di tempat mereka mengajarSehingga akan membantu menciptakan kualitas pendidik dan pemimpin di masa mendatang,” cetusnya.
Sementara Ketua Sampoerna School of Education, Paulina Pannen mengatakan, profesi mengajar di Indonesia jarang diakui sebagai bagian dari strategi nasional yang pentingPadahal, kualitas pendidikan memiliki dampak yang signifikan dalam daya saing Indonesia pada masa mendatang.(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Siap Alih Teknologi Karya SMK
Redaktur : Tim Redaksi