jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan BUMN Rini Soemarno mengatakan, pemerintah akan memperkuat aset Bank Tabungan Negara (BTN) hingga 2020 setelah holding terbentuk.
Dia menargetkan, aset permodalan bank spesialis kredit perumahan itu akan naik tiga kali lipat dari posisinya saat ini. Hal itu dilakukan untuk memperkuat fungsi BTN sebagai salah satu agen pembangunan, yaitu penyedia rumah terjangkau untuk rakyat.
BACA JUGA: Lepas 40 Persen Saham, Waskita Beton Bidik Rp 4 Triliun
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo menambahkan, pihaknya memiliki rencana khusus bagi BTN, yakni mengurangi permintaan dividen.
Sebagai catatan, pada 2015 pemerintah memungut dividen sebesar 20 persen dari laba BTN. Kebijakan mengurangi dividen tersebut, nilai Gatot, kelak tidak hanya untuk BTN, namun untuk seluruh bank berlabel pelat merah.
BACA JUGA: Waspada, Kretek Bisa Bernasib Sama dengan Kopra
Berdasarkan hitungan Kementerian BUMN, dengan dibentuknya holding akan berpotensi menambah fungsi intermediasi perbankan BUMN sebesar Rp 200 triliun. Salah satu sumbernya adalah penyertaan modal yang dikucurkan pemerintah lewat perusahaan induk.
Direktur Utama BTN Maryono menyatakan, BTN siap untuk menaikkan aset sebanyak tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan. Agar bisa mencapai target itu, BTN kini sedang mempersiapkan strateginya.
BACA JUGA: Genjot Pariwisata, PHRI dan Citilink Jalin Kerjasama
"Kami memperkirakan pada 2019 total nilai aset BTN bisa mencapai sekitar Rp 700 triliun dan tetap konsentrasi di pembiayaan perumahan," ucap Maryono di Jakarta akhir pekan lalu. (ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenperin: Masa Depan Industri MRO Cerah
Redaktur : Tim Redaksi