Pemerintah Kaji Pembentukan Bullion Bank, Menko PerekonomianSebut Banyak Manfaatnya

Kamis, 04 Maret 2021 – 21:41 WIB
Pemerintah mengkaji kebijakan pembentukan Bullion bank. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah sedang mengkaji pembentukan Bullion Bank.

Lembaga jual beli logam mulai itu direncanakan akan mengelola komoditas emas.

BACA JUGA: Waduh! Airlangga Sebut Penerbangan Internasional untuk Wisman Belum Bisa Dibuka

“Indonesia memiliki pertambangan yang besar dan salah satu yang sedang dikaji oleh pemerintah adalah pembentukan Bullion Bank,“ katanya dalam Raker Kementerian Perdagangan 2021 di Jakarta, Kamis (4/3).

Airlangga pun meminta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk mendalami ekspor dan impor emas.

BACA JUGA: Airlangga Paparkan Proyeksi Ekonomi 2021, Optimis Rebound 5,5 Persen

Hal ini karena harga komoditas emas tercatat meningkat, namun impornya juga sangat tinggi di tengah adanya tambang emas yang besar di Indonesia.

“Ini menunjukkan ada sesuatu yang perlu di dalami terkait ekspor dan impor emas. Nanti Pak Mendag dapat mendalami bagaimana ekspor dan impor ini sebagian dipakai jewelry karena dulu ekspor dan impor terkait dengan PPN dan lainnya,” jelas Airlangga.

BACA JUGA: Menko Perekonomian Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Sesuai Target, Begini Penjelasannya...

Berdasarkan data, kata Airlangga, kinerja ekspor emas dan granule meningkat hingga USD 5.280 juta.

Dia optimistis pembentukan bullion bank dapat memberikan banyak manfaat.

Manfaat tersebut meliputi penghematan devisa bagi pemerintah, industri mendapatkan sumber pembiayaan proyek, diversifikasi produk bagi bank.

"Makaa masyarakat akan mendapatkan return dari simpanannya," sebut dia.

Dia melanjutkan, pertambangan Grasberg di Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia setelah South Deep Gold Mine di Afrika Selatan dengan cadangan emasnya mencapai 30,2 juta ounces.

“Emas yang dihasilkan dari tambang Grasberg merupakan produk ikutan dari tembaga,” ujar dia.

Selain itu, Indonesia juga merupakan negara produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi pada 2020 mencapai 130 ton atau 4,59 juta ounce.

Di sisi lain, aneka tambang atau ANTAM sebagai produsen asal Indonesia hanya tergolong sebagai junior gold miner company dengan produksi pada 2020 sebesar 1,7 ton.

Sementara konsumsi emas Indonesia cenderung masih rendah dengan rincian untuk retail investment 172.800 ounces dan perhiasan 137,600 ounces.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memastikan akan meneruskan kajian mengenai pembentukan bullion bank dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti mengenai efektivitasnya untuk mengontrol pasar emas.

“Terima kasih mudah-mudahan arahan Pak Menko berguna bagi kita semua dan akan kami cam-kan. Saya hitung ada beberapa hal penting untuk bisa kami laksanakan,” tegas dia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler