Pemerintah Klaim Berhasil Turunkan Angka Buta Aksara di Indonesia

Sabtu, 05 September 2020 – 14:38 WIB
Pelatihan untuk warga buta aksara. Foto: JPG

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jumeri mengklaim pemerintah sudah berhasil menurunkan angka buta aksara di Indonesia.

Ini dilihat dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019. Persentase buta aksara tahun 2011 sebanyak 4,63 persen, dan pada 2019 turun menjadi 1,78 persen. 

BACA JUGA: Andika Ditangkap, Disuruh Bayar Rp150 Juta, Ternyata Salah Orang, 3 Oknum Polisi Dilaporkan ke Polda

“Artinya, angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif dan menjawab kebutuhan belajar masyarakat,” kata Jumeri dalam taklimat media daring bertema peringatan Hari Aksara Internasional (HAI), Jumat (4/9).

Sebagai pengingat akan komitmen penuntasan buta aksara, maka UNESCO menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Aksara Internasional (HAI).

BACA JUGA: Anggun Tak Berkutik Saat Sabu-sabu Ditemukan di Mobilnya

Tahun ini tema yang diusung oleh UNESCO adalah Literacy Teaching and Learning in The COVID-19 Crisis and Beyond with a Particular Focus on The Role of Educators and Changing Pedagogies.

“Mengacu tema tersebut, Kemendikbud menetapkan tema Pembelajaran Literasi di Masa Pandemi COVID-19, Momentum Perubahan Paradigma Pendidikan,” ucap Jumeri.  

BACA JUGA: Mendikbud Targetkan Angka Buta Aksara di Bawah 2 Persen

Menurut Jumeri, strategi penuntasan buta aksara beberapa tahun terakhir difokuskan pada daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) karena daerah tersebut sulit dijangkau terutama di masa pandemi.

Jumeri berharap, masa krisis ini menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk menunjukkan keberpihakannya terhadap peningkatan literasi. 

“Daerah 3T adalah bagian dari NKRI yang harus diperjuangkan, kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk menyukseskan pemberantasan buta aksara di Indonesia,” imbuhnya. 

Senada itu, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud, Samto mengingatkan bahwa penuntasan buta aksara adalah amanah pendidikan yang harus terus diperjuangkan, terlebih di masa krisis akibat pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Tepergok Berbuat Dosa di Semak-semak, Si Perempuan Ngaku Dokter Lagi Periksa Pasien

“Marilah kita sejenak memikirkan saudara-saudara kita yang tertinggal, kita berikan mereka kesempatan untuk mengakses informasi. Berikan mereka peluang untuk berkembang,” ucap Samto. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler