"Kami tidak mau berspekulasi dengan pernyataan-pernyataan terkait masalah harga rumah saat ini. Kami juga tidak ingin memperkirakan prosentase kenaikan harga rumah jika harga BBM nantinya naik. Sebab pemerintah juga belum menetapkan secara pasti berapa kenaikan harga BBM dan mengumumkannya secara luas," tutur Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz dalam keterangan persnya, Kamis (8/3).
Meski tidak ingin menanggapi tentang perkiraan prosentase kenaikan harga rumah, dia mengakui kalau saat ini Kemenpera sedang melakukan kajian terkait kemungkinan kenaikan harga rumah di pasaran. Hal tersebut merupakan salah satu langkah antisipasi permerintah jika kenaikan harga BBM benar-benar terjadi.
"Sebagai antisipasinya, kita telah melakukan beberapa kebijakan serta program agar masyarakat tetap memiliki daya beli terhadap rumah yang dijual para pengembang," ucapnya.
Lanjut dikatakan petinggu NU ini, kebijakan tersebut terkait dengan bantuan pembiayaan perumahan melalui penetapan suku bunga FLPP serta program rumah murah Rp 25 juta yang dilaksanakan Kemenpera bersama pemerintah daerah dan pengembang perumahan.
"Dengan suku bunga FLPP yang berhasil diturunkan dari 8,15 menjadi 7,5 persen, mudah-mudahan kemampuan masyarakat akan bertambah," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Risiko Fiskal Mengancam APBNP 2012
Redaktur : Tim Redaksi