jpnn.com, JAKARTA - Pakar pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB University) Dwi Andreas Santosa mengungkapkan upaya pemerintah untuk menekan angka inflasi pangan di bawah 5 persen masih masuk akal dan bisa dilakukan.
“Saya kira, ya,” kata Dwi, kemarin.
BACA JUGA: Mendag Zulhas: Kami Berupaya Agar Inflasi Pangan Terkendali
Menurut Dwi, kenaikan harga beras memang akan menjadi faktor utama kenaikan inflasi.
Namun seiring kenaikan harga beras, harga komoditas pangan lain justru cenderung menunjukkan tren penurunan.
BACA JUGA: Inflasi Cenderung Terkendali jika Stok Pangan Aman
“Sekarang ini yang akan sangat berperan dalam inflasi sudah tentu harga beras. Ini akan meningkat, tetapi harga-harga pangan yang lainnya sudah ada tren penurunan. Jadi, saya kira kenaikan harga beras akan diikuti tren penurunan beberapa harga yang lain," ujar Dwi.
Menurut Dwi Andreas, kenaikan harga BBM memang menjadi faktor penting yang mengerek inflasi.
BACA JUGA: Seusai Kenaikan Harga BBM, Begini Ramalan BI soal Inflasi
Namun, di sektor pertanian, kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa saat lalu tidak berdampak signifikan.
“Katakanlah untuk dunia pertanian, BBM ini digunakan untuk apa saja dan itu berapa kira-kira kontribusinya? Sehingga kalau dihitung sedetail itu, mungkin kontribusinya tidak begitu besar juga," pungkas Dwi.
Sebelumnya, Mneko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus berupaya untuk menjaga inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan juga inflasi pangan.
“Inflasi diperkirakan akan naik di bulan September dan berbagai pengalaman dalam kenaikan BBM, inflasi akan cenderung turun dalam 3-4 bulan ke depan. Tentunya dengan berbagai program dan pemberian subsidi bantuan untuk sektor transportasi, dengan dana BTT dan 2 persen DTU pemerintah optimistis inflasi pangan dapat ditekan di bawah 5 persen,” kata Airlangga di Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan pemerintah terus melakukan ekstra effort untuk menekan inflasi pangan di kisaran 3-5 persen.
Menurut dia, pemerintah akan terus menekan inflasi volatile food agar dapat mencapai komitmen awal pada HLM TPIP (High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) Maret lalu yang sebesar targetnya adalah 3-5 persen.
Jika dilihat secara regional dari 90 kota IHK, menurut Airlangga, ada 66 kota IHK yang realisasi inflasinya di atas nasional.
“Dan, kerja sama antardaerah guna menekan inflasi akan terus didorong makin efektif akan menjaga stabilitas harga di masyarakat,“ tegas Menko Airlangga.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari