Dia mengatakan, seharusnya ada langkah antisipasi sebelumnya.Bisa dengan pembagian rayon untuk menyikapi server yang harus memiliki kapasitas ekstra besar. Misalnya salah satu Jateng, maka dibagi di titik mana saja agar bisa cepat aksesya.
"Sebaliknya, pemerintah terkesan buru- buru. Sehingga tidak memikirkan aspek server internet. Harus ada ada penanganan segera dari pusat maupun provinsi," ujarnya.
Ia menambahkan, seharusnya pemerintah membagi seperti ujian nasional. Yaitu rayon mana saja yang dijatahkan bagi wilayah Purbalingga dan lainnya. Sehingga server akan terbagi dan mengurangi terjadinya overloading server.
Kegagalan UKG Online yang terjadi selama dua hari berturut- turut ini juga dinilai sangat merugikan guru. Misalnya saat para guru berbondong- bondong mengikuti UKG, siswa diperintahkan belajar di rumah atau kadang tidak ada jam mengajar.
Sementara itu, Kabid Tenaga Kependidikan (Tendik) Dinas Pendidikan Purbalingga Supardan mengatakan, pada hari kedua UKG, baru ada satu mata pelajaran yang sudah bisa online. Yaitu mapel Seni dan Budaya yang bertempat di SMPN 1 Padamara.
"Sementara hanya satu mapel itu. Yang lain masih gagal dan akan dijadwal ulang pada 1-6 Oktober mendatang. Kita memang tak mengira bisa terjadi seperti ini," katanya.
Diberitakan sebelumnya, UKG online 17 lokasi di kabupaten Purbalingga pada hari pertama, Senin (30/7) kemarin gagal total. Sebanyak 3 gelombang pada hari itu, tidak bisa melaksanakan ujian karena koneksi internet di server tak bisa terhubung dengan Jakarta. (amr/bdg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY: Biaya Kuliah Harus Rasional
Redaktur : Tim Redaksi