SBY: Biaya Kuliah Harus Rasional

Rabu, 01 Agustus 2012 – 04:04 WIB

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta tidak ada lagi kenaikan biaya pendidikan pada perguruan tinggi negeri (PTN). Langkah itu untuk mengakomodasi calon mahasiswa yang mempunyai kemampuan akademik bagus namun terkendala biaya.

"Kita berharap SPP tidak terus naik," kata SBY seusai memimpin rapat terbatas bidang pendidikan di kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud), Selasa (31/7). Berdasarkan laporan dari Mendikbud M. Nuh, biaya SPP sudah tidak mengalami kenaikan, bahkan ada yang cenderung turun. "Menurut saya, (biaya SPP) harus rasional," sambungnya.

SBY menjelaskan, pemerintah akan terus memberikan akses bagi siswa berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu agar bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Kebijakan pemberian beasiswa, seperti program bidik misi, akan terus berjalan. "Program seperti itu dilanjutkan dan ditingkatkan jumlahnya," katanya.

Pemerintah, lanjut dia, juga akan terus membuat kebijakan baru untuk mendukung pendidikan bagi siswa berprestasi. "Tentu setelah kita melihat anatominya seperti apa," ujarnya.

Mendikbud Mohammad Nuh menuturkan skenario untuk menekan biaya kuliah di PTN adalah dengan" mengucurkan bantuan operasional (BO PTN). Dengan biaya ini, diharapkan biaya pendidikan di kampus-kampus negeri bisa berkurang dan lebih terjangkau.

"Nominal BO PTN sudah kita bagi-bagi di masing-masing kampus," kata dia ditemui usai ratas. Namun Nuh masih belum bisa menjabarkan lebih lanjut soal rincian pembagian BO PTN tadi. Dia hanya mengatakan kampus negeri yang menerima BO PTN terbesar adalah Universitas Indonesia.

Nuh juga memaparkan, dengan adanya BO PTN ini diharapkan bisa menambal kebutuhan anggaran kampus yang selama ini dibebankan kepada mahasiswa dan keluarganya. Dia mencontohkan untuk mahasiswa jalur SNM PTN mandiri di Fakultas Kesehatan (FK) Unair.

"Di situ (FK Unair, red) biaya masuknya sekitar Rp 200 juta," ujar Nuh. Dari tarikan biaya pendidikan tadi, dia menuturkan pihak kampus akhirnya hanya mendapatkan uang beberapa miliar saja. Nuh menuturkan jika uang yang didapat itu diganti dengan BO PTN, maka tidak ada alasan lagi bagi Unair untuk menarik biaya tinggi ke mahasiswa.

Dalam ratas yang juga dihadiri Wapres Boediono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua itu, Nuh menyampaikan paparan mengenai empat isu utama. Yakni, ketersediaan dan keterjangkauan sekolah dan pendidikan; mutu dan relevansi pendidikan; pelestarian dan pengembangan kebudayaan; serta perbaikan tata kelola.

Selain isu biaya kuliah, Presiden SBY juga memberikan sorotannya pada penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Saat ini, pemerintah telah meningkatkan besaran dana BOS. Yakni untuk SD dari Rp 397 ribu per siswa menjadi Rp 580 ribu dan SMP dari Rp 570 ribu menjadi Rp 710 ribu.

SBY mengharapkan, dengan adanya dana BOS, tidak ada lagi pungutan-pungutan yang dibebankan kepada orang tua siswa. "Dengan BOS yang kita tingkatkan jumlahnya ini, benar-benar tidak perlu ada pungutan yang membebani orang tua siswa," katanya. (fal/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Minta Hentikan Kekerasan Saat MOS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler