BACA JUGA: Menpora Hanya Akui Kongres KNPI di Bali
“Kita akan melakukan koordinasi untuk menentukan pelabuhan-pelabuhan liar mana saja yang harus ditutupNama-nama pelabuhan liar yang diajukan itu nantinya akan dibahas terlebih dulu, untuk menemukan solusi terbaik
BACA JUGA: JK : Jawa dan Bugis Paling Nikmati NKRI
Sebab, untuk menutup pelabuhan yang sudah beroperasi dan menjadi tumpuan hidup orang banyak membutuhkan proses yang panjang dan jelas.Menhub mengaku belum berani menyebutkan, batas waktu penutupan pelabuhan-pelabuhan liar tersebutNamun dia menegaskan penutupan itu akan dilakukan secepatnya untuk mengantisipasi membanjirnya produk-produk asing yang dialihkan dari Amerika Serikat
BACA JUGA: Sutiyoso Tak Mau Umbar Iklan
Akan mudah bagi pemerintah untuk mencabut izin pelabuhan resmi daripada pelabuhan liar yang dibuat masyarakat sekitar“Kalau resmi kita tinggal cabut izinnya, tapi kalau itu pelabuhan liar masalahnya bisa lain,” ungkapnya.Menurut Menhub, sejauh ini Dirjen Bea Cukai belum memberi masukan secara resmi pelabuhan mana saja yang menjadi pusat penyelundupanDari identifikasi Dephub selama ini, pelabuhan yang paling rawan penyelundupan adalah pelabuhan petikemas, seperti Tanjung Priok Jakarta, Belawan Medan, Batu Ampar Batam, Tanjung Emas Semarang atau Tanjung Perak Surabaya“Tapi ada beberapa pelabuhan khusus, biasanya terkait dengan perusahaan tertentu seperti untuk docking, pelabuhan BBM, pelabuhan batubara dan lainnya,” terangnya.
Dirjen Bea Cukai, Anwar Supriyadi sebelumnya menyebutkan, masih ada ratusan pelabuhan liar di Indonesia yang diduga menjadi pintu masuk penyelundupanIndikasinya, di Pulau Batam yang kecil terdapat puluhan pelabuhan, padahal sehrausnya tidak sebanyak itu“Yang pelabuhan ilegal, ratusan jumlahnyaKita khawatir menjadi pintu masuk penyelundupanDi Pulau Batam saja kita hanya butuh dua (pelabuhan) tapi di sana ada 40-an pelabuhan tidak resmiItu satu pulau kecil saja, belum yang lainnya,” jelasnya(wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nusakambangan Ditutup
Redaktur : Tim Redaksi