Pemerintah Siap Cetak 2.000 Petani Milenial dan Andalan Nasional

Jumat, 06 Agustus 2021 – 15:03 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka acara pelatihan petani Kementan, Jumat (6/8). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) siap mencetak 2.000 petani milenial dan andalan nasional.

Program itu dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara virtual, Jumat (6/8/2021).

BACA JUGA: Kementan Perkenalkan Teknologi Coating, Pengusaha: Mampu Dongkrak Bisnis Hortikultura

Kegiatan ini menjadi salah satu program unggulan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang unggul, mandiri, dan modern dengan pendidikan dan pelatihan vokasi bagi petani, penyuluh maupun generasi muda.

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) melalui video mengatakan di tengah pandemi Covid-19, hampir semua sektor berkontribusi minus, namun sektor pertanian menjadi satu dari tiga sektor yang bertumbuh positif. Mengacu data BPS, sektor pertanian mampu berkontribusi positif sebesar 1,75 persen pada 2020 dan pada triwulan pertama 2021 tumbuh positif 2,95 persen.

BACA JUGA: Sip! Kemenaker Sudah Kantongi Data Calon Penerima BSU 2021

"Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik baiknya. Kita harus membangun kemandirian pangan Indonesia dan kesejahteraan petani harus bisa meningkat secara signifikan," kata Jokowi dalam arahanya secara virtual.

Jokowi menyambut baik program Kementan dalam membangun SDM pertanian. Pihaknya mendorong petani di Indonesia harus jadi profesi yang menjanjikan, profesi yang mensejahterakan yang membuat generasi muda lebih berminat.

BACA JUGA: Sip! Pak Jokowi Dukung Kementan, Pelatihan Petani Milenial Digenjot

"Saat ini total petani Indonesia sebanyak 71 persen berusia 45 tahun keatas sedangkan yang dibawah 45 tahun sebanyak 29 persen," tegasnya.

Ke depan, sambung Jokowi, petani dan kelompok tani diharapkan dapat menggarap sektor hulu hingga hilir baik on-farm maupun off-farm. Yakni meliputi pengolahan pasca panennya, sampai ke packaging dan trading produk sehingga produk pertanian bisa dilakukan lintas negara dengan demikian petani memiliki peluang yang lebih besar.

"Kita harus tahu persaingan produk pertanian sekarang sudah lintas negara. Petani Indonesia harus kompetitif dalam keterampilan teknis, pemanfaatan model bisnis dan managemennya," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan sektor pertanian sangat strategis untuk ketahanan perekonomian bangsa dan negara.

Oleh karena itu, perlu upaya seluruh jajaran untuk dapat bersama-sama mengelola pertanian di setiap daerah mulai dari desa hingga nasional.

"Pertanian sangat menjanjikan menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa dan rakyat. Pertanian itu given dari Tuhan yang mengaruniakan alam dan musim yang baik," ucap Mentan SYL yang hadir langsung di tempat pengukuhan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) di Pusat Pelatihan, Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Ciawi Bogor.

SYL menegaskan saat ini kondisi stok pangan dalam kondisi aman dan ini yang harus terus dijaga dan terus didorong. Pengukuhan 2.000 DPM dan DPA adalah upaya untuk menciptakan penguatan resonansi bagi para milenial untuk berkecimpung di sektor pertanian.

"Hari ini Bapak Presiden berkesempatan mengukuhkan 2.000 duta petani milenial dan duta petani andalan dan memberikan arahan supaya mereka dapat berfungsi secara maksimal, bagaimana para penyuluh hadir mendorong upaya- upaya mengajak generasi muda terlibat di dunia pertanian," terangnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan SDM pertanian memberikan kontribusi yang paling signifikan di dalam meningkatkan produktivitas.

"Oleh karena itu bapak Menteri Pertanian, pada kesempatan ini kami akan melaksanakan dua kegiatan utama yang pertama adalah pelatihan petani dan penyuluh dengan tema pendampingan kredit usaha rakyat. Kredit usaha rakyat ini adalah energi adalah bensin untuk menggerakkan roda perekonomian nasional utamanya di sektor pertanian," kata Dedi.

Dedi menjelaskan kegiatan pelatihan petani dan penyuluh dengan tema pendampingan kredit usaha rakyat (KUR) serta pelatihan wirausaha pertanian bagi petani milenial merupakan momentum yang sangat berharga untuk para petani, penyuluh dan petani milenial. Saat ini telah terdaftar lebih dari 1,5 juta peserta petani dan penyuluh serta 2000 petani milenial, atau berumur kurang dari 40 tahun.

Dedi menambahkan pelatihan akan dilaksanakan secara bertahap hingga mencapai 1 juta peserta dengan menggunakan fasilitas IT di 5.789 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kantor Kecamatan, Balai Desa, Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes), Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), Saung Tani, dan lain-lain dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat.

“Dalam pelaksanaan pelatihan ini kami melibatkan Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kab/Kota, Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) serta Ikatan Keluarga Alumni Magang Jepang (Ikamaja),” terang Dedi. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler