jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan pemerintah tidak mungkin mendistribusikan vaksin Covid-19 yang bermasalah untuk masyarakat.
Dia memastikan vaksin Covid-19 yang disuntikan sudah melalui uji kelayakan dan keamanan.
Hal itu disampaikan Siti Nadia merespons isu vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech akan kedaluwarsa pada 25 Maret.
Siti Nadia memastikan vaksin Covid-19 yang diberikan untuk masyarakat tidak melewati batas waktu berlaku.
BACA JUGA: Bulan Depan, Menkes Targetkan Penyuntikan Vaksin Covid-19 Sebanyak 500 Ribu per Hari
"Kami sampaikan bahwa yang akan kedaluwarsa merupakan vaksin CoronaVac batch pertama, yaitu sejumlah 1,2 juta dosis dan 1,8 juta dosis," kata Siti Nadia.
Menurutnya, vaksin CoronaVac itu sudah digunakan untuk 1,45 juta tenaga kesehatan dan 50 ribu petugas pelayan publik.
BACA JUGA: Vaksin Sputnik V Siap Digunakan Untuk Vaksinasi Gotong Royong, Berapa Harganya?
"Saat ini vaksin ini sudah habis digunakan," tuturnya.
Dia juga menjelaskan bahwa vaksin yang akan kedaluwarsa adalah vaksin CoronaVac berbentuk botol kecil atau vial, berisi satu dosis untuk sekali penyuntikan.
"Sementara vaksin Sinovac yang saat ini kami gunakan untuk usia di atas 60 tahun dan pemberi pelayan publik lainnya adalah menggunakan kemasan botol besar atau vial yang berisi 10 dosis atau dapat diberikan kepada 10 orang sasaran vaksinasi," tegasnya.
Siti Nadia juga menjelaskan langkah yang Kementerian Kesehatan ambil merespons isu beberapa orang di luar negeri mengalami pembekuan darah setelah disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.
"Kami menunggu dari BPOM, apakah ada perubahan kriteria penggunaan, jadi kita pararel menyelesaikan quality control sebelum didistribusikan," ujar Siti Nadia. (flo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Natalia