Pemerkosa Bocah 5 Tahun di India Dibekuk

Selasa, 23 April 2013 – 06:14 WIB
NEW DELHI--Sorotan luas publik maupun media terkait kasus pemerkosaan atas bocah perempuan berusia 5 tahun di India membuat aparat bergerak cepat. Senin (22/4) polisi di negeri Perdana Menteri (PM) Manmohan Singh itu mengumumkan bahwa mereka sukses membekuk tersangka kedua dalam kasus yang menjadi perhatian dunia tersebut.

Tersangka Pradeep Kumar ditangkap di rumah seorang kerabatnya di Negara Bagian Bihar, sekitar 1.000 kilometer dari Kota New Delhi. Setelah penangkapan pada Minggu malam lalu (21/4), polisi langsung membawa pemuda 19 tahun itu ke ibu kota.

Sebelumnya, polisi menangkap tersangka pertama, Manoj Jumar, 22, di Negara Bagian Bihar pada Sabtu lalu (20/4). Selanjutnya, dia diterbangkan ke New Delhi. Meski punya nama belakang sama, keduanya tak punya keterkaitan atau hubungan keluarga.

"Dari interogasi atas tersangka pertama, kami akhirnya berhasil menangkap tersangka kedua," kata seorang polisi yang merahasiakan identitasnya.

Setelah memerkosa, Pradeep melarikan diri ke rumah pamannya di Bihar. Minggu malam lalu pun dia tertangkap. Begitu tiba di New Delhi kemarin, Pradeep pun langsung dibawa ke rumah tahanan sama dengan Manoj Kumar. Dua pemuda yang sama-sama bekerja di sebuah pabrik garmen itu akan menjalani pemeriksaan bersama.

Keduanya menculik bocah perempuan usia 5 tahun dari rumahnya di New Delhi pada 15 April. Setelah diperkosa, korban yang identitasnya dirahasiakan lalu dimutilasi dan ditinggalkan. Beruntung, nyawa korban tertolong. Menurut para dokter yang merawatnya, kondisi bocah tersebut terus membaik dan mulai stabil. Dia pun sudah mampu berbicara dengan kedua orang tuanya.

Komisaris Neeraj Kumar mengatakan bahwa polisi akan menjerat Pradeep dan Manoj dengan pasal berlapis. Yakni, penculikan, pemerkosaan, dan percobaan pembunuhan. Saat jumpa pers soal penangkapan Pradeep kemarin, Neeraj mengakui lambannya respons polisi atas kasus tersebut.

Tetapi, dia menolak desakan publik untuk mengundurkan diri. "Jika pengunduran diri saya nanti akan membuat tidak ada lagi aksi kejahatan seperti itu dalam masyarakat, saya siap mengundurkan diri 1.000 kali. Tapi, (pengunduran diri saya) itu tidak akan menyelesaikan masalah," kata Neeraj di depan media. Sebaliknya, sebagai penegak hukum, dia tertantang untuk menginvestigasi kasus itu sampai tuntas.

Neeraj membantah bahwa polisi tak menanggapi laporan orang tua korban soal dugaan penculikan. Kabarnya, hal itu terjadi karena pelapor hanya warga sipil biasa. "Laporan tersebut langsung kami tanggapi dan kami proses hari itu," tegasnya. "Pemerkosaan adalah kejahatan oportunistis. Sebanyak 97 persen tindak pemerkosaan dilakukan oleh orang-orang yang kenal dengan korban," lanjutnya.

Dalam kasus pemerkosaan bocah 5 tahun itu, dua pelaku mengenal baik korban. Bahkan, Manoj tinggal di rumah korban sebagai penyewa kamar (kos). Karena itu, polisi mengimbau masyarakat untuk waspada.

Orang tua korban juga sempat melaporkan percobaan penyuapan oleh polisi kepada mereka. Kabarnya, dua polisi menawarkan uang 2.000 rupee (sekitar Rp 360 ribu) kepada orang tua korban asalkan mereka tutup mulut soal kasus pemerkosaan tersebut. "Saat ini, kami sedang menyelidiki laporan tersebut," tutur Neeraj.

Dia pun berjanji menyelidiki kasus dugaan penyuapan itu hingga tuntas. Polisi juga tidak akan segan menyeret dua personelnya yang berusaha untuk menyuap ke meja hijau. Neeraj mengatakan bahwa pihaknya telah memecat seorang polisi senior yang tertangkap kamera karena menampar pengunjuk rasa. Atasan si polisi penampar itu pun, menurut dia, juga dijatuhi sanksi. (AP/AFP/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tamerlan Sempat Unggah Video Berjudul Teroris

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler