BACA JUGA: Karen Janji Tolak Intervensi
Itu berarti 57 persen dari target yang mengacu pada proposal 13 agen penjual kepada Departemen Keuangan sebesar Rp 1,7 triliun.Data itu diungkapkan Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu Dahlan Siamat di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/2)
BACA JUGA: SBY: Optimalkan Pasar Domestik
"Masih ada waktu sampai 20 Februari," kata Dahlan.Dahlan menilai investor sudah makin canggih membaca tren tingkat bunga dan inflasi ke depan
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi 2009 Melambat
"Nanti minggu depan akan besar lagi," katanyaDahlan menambahkan, sejumlah agen penjual sudah mengajukan permohonan untuk meningkatkan targetnya.Dia menambahkan, hingga kemarin, agen penjual yang sudah paling banyak menerima pemesanan adalah AAA Securities, Bank Mandiri, HSBC, Danareksa Sekuritas, dan Bank Syariah Mandiri.
Underlying Asset
Dalam rapat kerja dengan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR kemarin Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikan permintaan persetujuan penggunaan underlying asset senilai Rp 13,6 triliun, yang merupakan sisa tahun laluUnderlying asset yang sudah disetujui parlemen tahun lalu sebesar Rp 18,3 triliunNamun hanya dipakai untuk menerbitkan sukuk tahun lalu Rp 4,7 triliun
"Untuk itu kami meminta kepada Dewan untuk kembali menyetujui penggunaan aset yang secara prinsip juga sudah disetujui tahun lalu," kata Sri MulyaniMenkeu berharap underlying asset itu sudah disetujui sebelum settlement sukuk ritel
Dahlan melanjutkan, sebenarnya secara prinsip underlying asset itu sudah sah untuk digunakanPersetujuan kembali dari parlemen hanya dibutuhkan untuk prinsip kehati-hatian saja"Sebenarnya tidak ada masalah, itu kan sudah disetujui tahun laluPrinsip kita konservatisme saja," kata Dahlan
Sukuk ritel ditawarkan mulai 2-20 Februari 2009Imbalan atau kupon yang diberikan adalah 12 persen per tahun, dibayarkan tiap bulanSukuk ritel ditawarkan sejak 31 Januari-20 Februari 2009(sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkeu Koreksi Proyeksi Ekonomi 2009
Redaktur : Tim Redaksi