JAKARTA - Tingkat keikutsertaan pemilih pada Pemilu 2014 diperkirakan makin menurun. Citra DPR sebagai produk pemilu yang tak kunjung pulih hingga saat ini menjadi alasannya.
"Ini mengkhawatirkan mengingat wajah perwakilan rakyat kita masih suram," kata Ketua Umum Aliansi Nasionalis Indonesia Edwin Henawan Soekawati di Jakarta kemarin (13/1). Publik, lanjut dia, hingga saat ini masih terus disuguhi fakta anggota-anggota parpol di Senayan yang terlibat perkara korupsi.
Menurut dia, pemandangan para wakil rakyat yang lebih hobi melakukan studi banding ke luar negeri dengan menghabiskan biaya miliaran rupiah dari anggaran negara makin membuat publik menjadi semakin jengah.
"Yang ironis lagi, masyarakat masih dipaksa memilih wakil-wakilnya di DPR maupun DPRD dari sumber itu-itu saja," tandasnya.
Edwin kemudian menyinggung hasil penetapan parpol peserta pemilu yang masih menempatkan wajah-wajah lama parpol. Sembilan di antara sepuluh parpol yang diloloskan adalah partai yang ada di Senayan. Hanya satu parpol baru, yaitu Partai Nasdem, yang lolos.
"Wajar kalau ada anggapan kualitas anggota DPR mendatang masih kurang lebih sama dengan kualitas hasil Pemilu 2009," imbuhnya.
Ditambah lagi, beberapa partai sudah memastikan sebagian besar kadernya di DPR akan maju lagi dalam pemilu nanti. Partai Demokrat, misalnya. Dari 148 anggota mereka di DPR, sekitar 90 persen sudah menyatakan siap maju lagi. Atau, PAN bahkan sudah menyatakan seluruh anggotanya di parlemen siap maju lagi.
Meski demikian, lanjut Edwin, pihaknya tetap mengimbau masyarakat agar tetap menggunakan hak-hak politiknya sesuai yang telah diatur di konstitusi. Sebab, rendahnya tingkat keikutsertaan dalam pemilu juga memiliki risiko terhadap kehidupan demokrasi. S
istem politik akan pincang karena parlemen tidak memiliki kekuatan legitimasi. "Tapi, di sisi lain, kami tetap dapat mengerti dan memahami bila sebagian besar rakyat pemilih memutuskan tidak berpartisipasi," imbuhnya. (dyn/c10/agm)
"Ini mengkhawatirkan mengingat wajah perwakilan rakyat kita masih suram," kata Ketua Umum Aliansi Nasionalis Indonesia Edwin Henawan Soekawati di Jakarta kemarin (13/1). Publik, lanjut dia, hingga saat ini masih terus disuguhi fakta anggota-anggota parpol di Senayan yang terlibat perkara korupsi.
Menurut dia, pemandangan para wakil rakyat yang lebih hobi melakukan studi banding ke luar negeri dengan menghabiskan biaya miliaran rupiah dari anggaran negara makin membuat publik menjadi semakin jengah.
"Yang ironis lagi, masyarakat masih dipaksa memilih wakil-wakilnya di DPR maupun DPRD dari sumber itu-itu saja," tandasnya.
Edwin kemudian menyinggung hasil penetapan parpol peserta pemilu yang masih menempatkan wajah-wajah lama parpol. Sembilan di antara sepuluh parpol yang diloloskan adalah partai yang ada di Senayan. Hanya satu parpol baru, yaitu Partai Nasdem, yang lolos.
"Wajar kalau ada anggapan kualitas anggota DPR mendatang masih kurang lebih sama dengan kualitas hasil Pemilu 2009," imbuhnya.
Ditambah lagi, beberapa partai sudah memastikan sebagian besar kadernya di DPR akan maju lagi dalam pemilu nanti. Partai Demokrat, misalnya. Dari 148 anggota mereka di DPR, sekitar 90 persen sudah menyatakan siap maju lagi. Atau, PAN bahkan sudah menyatakan seluruh anggotanya di parlemen siap maju lagi.
Meski demikian, lanjut Edwin, pihaknya tetap mengimbau masyarakat agar tetap menggunakan hak-hak politiknya sesuai yang telah diatur di konstitusi. Sebab, rendahnya tingkat keikutsertaan dalam pemilu juga memiliki risiko terhadap kehidupan demokrasi. S
istem politik akan pincang karena parlemen tidak memiliki kekuatan legitimasi. "Tapi, di sisi lain, kami tetap dapat mengerti dan memahami bila sebagian besar rakyat pemilih memutuskan tidak berpartisipasi," imbuhnya. (dyn/c10/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, KPU Gelar Undian Nomor Parpol
Redaktur : Tim Redaksi