Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah mengatakan, menyikapi hasil pertemuan setengah kamar pada 2 Juni 2012, ada dugaan pemilih ganda 600 orang dari tim Jokowi. Serta 44.000 pemilih dari tim Hidayat. “Setelah disortir kembali masih ditemukan 222 nama yang diduga ganda,” ujarnya Kamis (7/6). . “Kami serahkan data itu ke tim pasangan calon dan KPU untuk diperiksa,” imbuhnya.
Ramdansyah menambahkan, pemilih ganda tersebut ditandai dalam salinan DPT. “Jika benar pemilih itu hanya satu, maka hanya satu orang yang berhak memilih,” terang mantan aktivis HMI tersebut.
Lebih lanjut dia mengatakan, jumlah pemilih juga ada di lapas. Untuk Lapas Narkotika dengan jumlah dilaporkan 5.883 dan Lapas Pondok Bambu sebanyak 604 pemilih. Pihaknya menunggu rekonfirmasi KPU kepada Kalapas. “Apabila tidak ada identitas lengkap berupa NIK di lapas-lapas tersebut, maka akan ada 6.449 nama yang akan ditandai. Tidak diberikan kartu pemilih, surat undangan dan tidak adanya TPS di sana,” pungkas Ramdansyah.
Terkait temuan tersebut, tim sukses yang hadir di kantor Panwaslu DKI, mengapresiasi kinerja Panwaslu yang telah membuka DPT seluas-luasnya. “Kami tetap menginginkan supaya KPU DKI membenahi DPT,” terang Dadik Surarto, ketua tim lapangan Hendardji-Riza.
Adapun anggota tim sukses Jokowi-Ahok, Marihot Napitupulu, juga mengapresiasi Panwaslu dan berharap KPU bisa menindaklanjuti temuan itu. Sementara itu, tim pasangan calon gubernur DKI Jakarta, kemarin menyambangi kantor KPU Provinsi DKI di Jalan Budi Kemuliaan. Kedatangan mereka untuk meminta salinan DPT yang telah ditetapkan KPU Provinsi DKI. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Parpol Tolak Pilgub Lewat DPRD
Redaktur : Tim Redaksi