Ketidakpuasan pemilih muda terhadap kinerja SBY mencapai 59,1 persen. Sementara yang puas hanya 37,8 persen. Penilaian tidak puas dari pemilih muda juga ditunjukkan terhadap kinerja Wapres Boediono. Yakni, 67,2 persen tidak puas dan 27,5 persen menyatakan puas.
Penilaian pemilih muda terhadap SBY-Boediono itu berbanding lurus dengan penilaian terhadap kinerja Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Secara total, tingkat kepuasan terhadap kinerja kabinet hanya 25,6 persen, sedangkan yang tidak puas 64,5 persen.
Nah, penilaian terhadap kinerja presiden, wakil presiden, dan KIB II itu memengaruhi pilihan terhadap parpol dalam pemilu. Jika pemilu legislatif dilaksanakan hari ini, parpol yang paling banyak dipilih pemilih muda adalah PDIP (18,8 persen), bersaing ketat dengan Partai Golkar (17,5 persen). Partai Demokrat yang merupakan asal SBY hanya memiliki dukungan 4,8 persen.
"Yang menarik, mereka yang menyatakan puas pun pilihannya kepada Golkar. Ini berarti persoalan tidak sekadar kinerja presiden, Wapres, atau kabinet, tapi juga Demokratnya," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, Kamis (25/4).
Pola yang biasa terjadi, lanjut dia, jika puas terhadap kinerja pemerintahan, suara akan kembali diberikan kepada incumbent. Kalau tidak puas, pemilik suara akan memilih oposisi. "Logisnya, kalau puas, memang pilihan ke Demokrat. Tapi, ini malah lari ke partai lain," kata Qodari. Menurut dia, salah satu yang memengaruhi itu adalah kasus-kasus korupsi yang melibatkan kader Demokrat.
Dari perbandingan survei 2012 dan 2013, suara PDIP dan Gerindra naik. Pada 2012, PDIP dipilih 13,7 persen dan pada 2013 sebesar 18,8 persen. Sedangkan, Gerindra pada 2012 dipilih 9,8 persen dan pada 2013 sebesar 14,3 persen. Pada 2012, Golkar menempati urutan pertama paling banyak dipilih, yakni 16,8 persen.
Alasan memilih parpol dalam survei nasional tersebut: dekat atau perhatian dengan rakyat (23,1 persen), suka dengan figur (15,3 persen), dan kinerja bagus (7 persen).
Hingga satu tahun jelang Pemilu 2014, pengetahuan pemilih muda terhadap sepuluh parpol peserta pemilu cukup tinggi. Yakni, lebih dari 85 persen (survei dilakukan sebelum PBB dan PKPI diresmikan sebagai peserta pemilu oleh KPU). Namun, pengetahuan pemilih muda tentang nomor urut partai masih rendah. Yakni, 3,9 persen hingga 12,3 persen.
Yang mengkhawatirkan dari survei Indo Barometer tersebut, makin banyak generasi muda yang tidak merasa dekat dengan partai. Sebab, terjadi penurunan kedekatan dengan partai, dari 25,4 persen pada Mei 2012 menjadi hanya 13,5 persen pada Maret 2013. Sikap "emoh partai" yang makin besar itu tidak terlepas dari berbagai isu korupsi yang marak belakangan ini.
Ketua DPP PDIP Bidang Kepemudaan dan Olahraga Maruarar Sirait mengatakan, hasil survei tersebut menjadi modal partainya untuk membahas strategi menggaet pemilih muda. Apalagi, dari survei itu, terdapat 30,3 persen pemilih muda yang belum menentukan partai yang bakal dipilih. "Tugas kita ialah merebut massa mengambang itu, merebut yang ada di partai lain, dan mempertahankan yang sudah ada," tegas Maruarar saat Rakorbid Pora IV Nasional di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung. Program-program yang disusun akan diturunkan ke tingkat provinsi.
Maruarar mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah agenda seperti kejuaraan sepak bola Megawati Cup, peluncuran buku, dan Mega Award dalam skala besar yag memberikan apresiasi kepada pemuda-pemuda di berbagai bidang.
Dia menegaskan, PDIP sangat teliti dalam merekrut kader muda yang akan dikaderisasi. Sebab, partainya menolak caleg yang hanya bermodal popularitas dan uang. Maruarar mencontohkan, Rieka Dyah Pitaloka dan Dedy "Mi"ing" Gumelar, meski berlatar artis, bisa bertransformasi ke politik. "Target kita rebut suara anak muda sebanyak-banyaknya karena kita menargetkan menang. Saatnya PDIP berhenti dari oposisi, tapi tidak dengan cara bergabung dengan pemerintahan karena iming-iming jabatan, tapi menang pemilu," katanya. (fal/c4/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadh Urusi Bagi-bagi Duit Komisi Proyek Al Quran
Redaktur : Tim Redaksi