Pemimpin Eksekutif Hongkong Ini Dijuluki Serigala sampai 689

Minggu, 05 Oktober 2014 – 13:04 WIB
Demonstran duduk di dekat gambar wajah Pemimpin Eksekutif Hongkong Leung Chun-ying yang diberi taring. Foto: Carlos Barria/Reuters

jpnn.com - AKTIVIS Hongkong menuntut Leung Chun-ying meletakkan jabatan. Banyak hal yang menyebabkan pemimpin eksekutif Hongkong itu tidak dicintai rakyatnya.

Sebelum menjabat orang nomor wahid di Hongkong pada 2012, sosok Leung tidak terlalu terkenal. Tidak banyak warga Hongkong yang mengetahui dirinya. Leung adalah anak seorang polisi yang mendeskripsikan diri sebagai orang yang merakyat dan tidak suka popularitas.
 
Para pendukungnya menyatakan, Leung adalah pria yang akan meningkatkan kesejahteraan warga Hongkong. Saat ini Hongkong adalah kota dengan gap kekayaan tertinggi di dunia.

BACA JUGA: Dada Terbuka, Kamera di Payudara

"Dia ingin merepresentasikan diri sebagai seseorang yang memulai dari bawah dan tidak berhubungan dengan para taipan. Namun, sayangnya orang-orang sudah sangat kecewa (dengan Leung, Red)," ujar Profesor Ilmu Politik di City University of Hongkong Joseph Cheng.

Leung dinilai gagal dalam mempertahankan hak pilih yang dijanjikan pada warga  Hongkong sesuai dengan kesepakatan saat diserahkan oleh Inggris ke Tiongkok pada 1997. Kegagalan Leung itu memicu protes yang berkepanjangan saat ini.

BACA JUGA: Algojo ISIS Penggal Korban Keempat

Leung kini juga mempunyai julukan baru. Yaitu ’’689’’. Julukan itu mengacu pada jumlah suara yang dia dapatkan saat terpilih sebagai pemimpin Hongkong. Ada 1.200 anggota komite pemilih Hongkong yang memiliki hak suara untuk menentukan pucuk pimpinan kota tersebut. Mayoritas anggota komite itu adalah elite politik pro-Beijing.

Sejauh ini, Leung bisa dibilang hampir tidak melakukan apa pun untuk menepis tudingan bahwa dia antek Beijing. Tindak tanduknya bahkan lebih mengukuhkan hal tersebut. Sehari setelah terpilih sebagai pemimpin Beijing, dia langsung berkunjung ke kantor hubungan pemerintah pusat. Yaitu, kantor pengawasan Beijing di Hongkong.

BACA JUGA: Kentang Tumbuh di Miss V

Dalam pidato pelantikannya, Leung juga menggunakan bahasa Mandarin. Padahal, mayoritas warga Hongkong menggunakan bahasa Kanton.

"Dia berkomunikasi setiap hari dengan Beijing. Leung adalah kader yang sangat patuh," jelas Willy Lam, pakar politik di Chinese University of Hongkong.

Dalam pidatonya saat perayaan Hari Nasional Tiongkok, Leung dengan tegas menyatakan dukungannya pada sikap Beijing.

"Emosi yang kasar, untuk melawan tujuan reformasi politik, tidak akan membawa kita ke mana pun," ujarnya.

Menurut dia, Wilayah Administratif Khusus Hongkong (HKSAR) sudah menikmati otonomi yang jauh lebih baik daripada kota-kota lain di Tiongkok. Yakni, sistem hukum, perundang-undangan, keamanan internal, imgrasi, ekonomi, perdagangan, industri, agama, pendidikan, dan bidang lain.

"Kekuasaan tambahan ini diberikan pemerintah pusat. Inilah mengapa pemerintah pusat memiliki kuasa untuk memilih pemimpin (Hongkong),’’ ungkapnya.

Meski banyak yang menganggapnya sebagai antek Beijing, sejatinya Leung bukan kandidat utama yang difavoritkan untuk menggantikan Donald Tsang. Beijing lebih menyukai Henry Tang, mantan menteri keuangan yang terkenal menyukai anggur merah. Sayangnya, saat kampanye, Henry diketahui memiliki basement yang luar biasa luas di rumahnya. Pembangunan basement tersebut tidak memiliki izin. Itulah yang membuat Henry akhirnya terdepak.

Ironisnya, setelah pelantikan, baru diketahui bahwa rumah Leung pun memiliki bangunan ilegal. Leung mengaku tidak mengetahui kesalahannya tersebut. Namun, publik telanjur tidak percaya. Julukan lain pun disematkan pada dirinya, yaitu serigala.

Bukan hanya itu yang membuat Leung dibenci. Selama ini, Leung dengan jelas menunjukkan ketidaknyamanan saat berada di antara rakyat biasa. Buktinya, sejak demo bermunculan, Leung hanya tiga kali tampak di depan publik. Dua kali dalam acara konferensi pers dan satu kali saat pengibaran bendera pada perayaan Hari Nasional Tiongkok. Meski demonstran berkali-kali memintanya keluar, Leung tidak pernah muncul. Karena itu, massa propemilu langsung terus mendesaknya untuk mundur.

Banyak pihak yang berpendapat bahwa jabatan Leung tinggal menghitung hari. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa Leung tidak mungkin dipecat dalam waktu dekat. Sebab, bila itu terjadi, keputusan tersebut justru mencoreng wajah Beijing. Leung dengan tegas pernah menyatakan tidak akan mengundurkan diri. (CNN/sha/c23/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinikahi Pendeta, Noriko Siap Tanggalkan Gelar Bangsawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler