Pemimpin Harus Punya 3 Modal Ini untuk Bangun Akhlak

Minggu, 20 Desember 2020 – 06:30 WIB
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho, dalam Forum Kolaborasi Positif di Yogyakarta. Foto: Instagram

jpnn.com, YOGYAKARTA - Tren dan kondisi pembangunan sosial ekonomi saat ini dan masa depan membutuhkan partisipasi yang lebih besar dari berbagai lapisan masyarakat.

Hal itu harus dilakukan melalui upaya kewirausahaan sosial di mana anak muda akan memainkan peran penting.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Puluhan Massa Aksi Demo FPI Reaktif Covid-19, Ridwan Kamil Minta Semua Patuh, 155 Ditangkap

“Melalui kewirausahaan sosial, kita bukan hendak melahirkan anak-anak muda yang semata menjadi pengusaha pencari profit. Namun, melahirkan calon-calon pemimpin bangsa yang berkapasitas dan berintegritas," ujar Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho, dalam Forum Kolaborasi Positif di Yogyakarta.

Dalam forum ini, Dimas berdialog dengan perwakilan pemuda dari berbagai kalangan yakni akademisi, aktivis, pegiat ekonomi kreatif hingga pengusaha muda.

BACA JUGA: Sepertinya Revolusi Akhlak Cuma Kedok Politik Habib Rizieq, Mau Tahu Indikasinya?

Menurutnya, pemimpin yang baik memiliki syarat kapasitas atau kompetensi yang dibutuhkan.

Namun, juga mereka harus memiliki syarat integritas, yakni kejujuran, etika, dan budi pekerti yang baik.

BACA JUGA: LaNyalla: Perlu Memperkuat Pendidikan Akhlak dan Budi Pekerti

Terakhir, Dimas menambahkan, aspek loyalitas, yakni setia terhadap negara dan bangsanya, serta setia terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang utama dan universal.

“Pemimpin muda harus belajar dan memiliki tiga aspek tadi, kapasitas, integritas dan loyalitas. Kompetensi ini termasuk ilmu, keterampilan dan jaringan. Integritas adalah akhlak dan karakter. Loyalitas penting, dia harus memahami, mencintai serta setia pada negara bangsanya yang majemuk dan luar biasa ini, tetapi menghadapi berbagai persoalan kesenjangan," ujar mantan Staf Khusus Kantor Kepresidenan ini.

Menurut Dimas, hari ini negara tidak bisa lagi menjadi aktor tunggal dalam pembangunan. Model pembangunan dunia saat ini dan ke depan adalah kolaborasi antara tiga pihak, pemerintah, swasta dan masyarakat sipil.

Anak muda sebagai kekuatan demografis terbesar di Indonesia wajib diperkuat SDM-nya.

“Anak muda Indonesia hari ini harus punya kesadaran dan kesiapan untuk memimpin. Baik itu di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Anak muda sebagai mana generasi hebat jaman perjuangan, harus bisa membentuk historical bloc, atau kekuatan bersatu yang memiliki kesadaran dan cita-cita yang sama. Sama-sama ingin maju dan sejahtera secara bersama. Inilah semangat milenial Indonesia yang progresif yang harus dibangun,” ujarnya.

Dimas melihat era digital dan ekonomi kreatif akan membantu penguatan kapasitas dan kesadaran para pemimpin muda.

Dengan berbagai konten dan platform digital yang ada anak-anak muda Indonesia akan punya lebih banyak kesempatan dan informasi untuk belajar dan berkembang.

Tinggal ditingkatkan adalah tanggung jawab, kepedulian dan inovasi para pemimpin muda tersebut. (flo/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler