jpnn.com, LAMPUNG SELATAN - Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja buka suara menanggapi tudingan kelompoknya dikaitkan dengan radikalisme hingga terorisme.
Dia dengan tegas menyatakan tidak mengajarkan radikalisme kepada anggotanya.
BACA JUGA: Chandra Soroti Kemunculan Khilafatul Muslimin yang Menyerukan Khilafah
Pernyataan itu disampaikan Abdul Qodir di Kompleks Khilafatul Muslimin, Karang Sari, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
"Khilafatul Muslimin sama sekali tidak mengajarkan tentang radikalisme, terorisme, intoleran," ucapnya diberitakan JPNN Lampung pada Sabtu (4/6).
BACA JUGA: Sembari Menunggu SK PPPK, Honorer Daerah Ini Tetap Digaji, Alhamdulillah
"Kalaupun ada yang menuduh demikian, saya pastikan tidak benar," lanjut Abdul Qodir.
Pria yang konon pernah ditangkap Densus 88 Antiteror Polri itu menyebut kelompoknya sangat menjunjung nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta NKRI.
BACA JUGA: MenPAN-RB Minta Pemda Mendata Honorer Jelang Seleksi CPNS dan PPPK
"Pancasila ini sama seperti Piagam Madinah yang menyatukan antara umar muslim dengan beberapa golongan, di sini pun sama, kami menjunjung nilai NKRI bersama agama lain," tutur Abdul Qodir.
Bicara soal aksi konvoi motor kelompok Khilafatul Muslimin di Jakarta, dia menyebutnya sebagai bagian dari syiar.
Diketahui, aksi konvoi yang membawa atribut Kebangkitan Khilafah itu viral di media sosial.
"tu sengaja agar bisa menghilangkan dari pemikiran yang keliru," tegasnya.
Abdul Qodir Hasan Baraja lantas meluruskan maksud khilafah yang dia maksud.
"Khilafah ini bukan bentuk negara, atau ingin merebut kekuasaan, bahwa ada yang menyebutkan khilafah itu perang, itu semua tidak benar," ucapnya.
Dia menerangkan khilafah adalah salah satu cara dalam mempersatukan muslim serta mengajak untuk mencintai Indonesia.
"Khilafatul Muslimin tidak ada niatan untuk menentang Undang-undang, Pancasila," kata Abdul Qodir Hasan Baraja. (mcr32/fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam