Pemimpin Oposisi Australia, Bill Shorten, telah mengkonfirmasi bahwa partainya, yakni Partai Buruh, akan mengusulkan Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk melegalkan pernikahan sesama jenis pada minggu depan.

Langkah ini menyusul pengumuman Partai Hijau yang disampaikan (26/5) pagi ini berisi RUU Kesetaraan Pernikahan yang mereka usulkan akan dibawa ke sesi dengar pendapat di Senat pada 18 Juni, dengan maksud untuk dilakukan voting pada 12 November.

BACA JUGA: Australia Siap Berlakukan UU Pelucutan Kewarganegaraan Bagi Warga yang Terlibat Terorisme

Dalam sebuah pernyataan, Bill Shorten mengatakan, sudah waktunya Parlemen melakukan debat kesetaraan pernikahan, dan ia menyebut bahwa hukum saat ini yang mengecualikan sekelompok individu, sungguh tak dapat diterima.


Bill Shorten mengakui, RUU yang diusungnya tak akan mendapat dukungan universal dari rekan-rekan separtainya. (Foto: AAP, Lukas Coch)

BACA JUGA: Tetua Aborijin Berbagi Cerita di Peringatan Hari Maaf Nasional

RUU ini akan dibahas di DPR Australia pada hari Senin (1/6).

"Saya tahu RUU yang privat ini tak akan mendapat dukungan universal dari rekan-rekan saya. Ini akan menantang keyakinan pribadi yang dimiliki anggota Parlemen dan Senator di kedua kubu politik,” jelas Bill.

BACA JUGA: Paduan Suara Afrika Selatan Suarakan HIV dan AIDS di Australia

"Inilah sebabnya mengapa anggota Buruh memiliki kebebasan untuk memilih hati nurani mereka, kebebasan yang saat ini disangkal Tony Abbott dari partainya," tambahnya.

Bahkan dengan pilihan suara bebas (free/conscience vote)  di dalam Partai Buruh, Bill tak memiliki jumlah yang cukup untuk meloloskan RUU ini.

Sebaliknya, ia menggunakan kesempatan ini untuk mendesak Perdana Menteri agar memberi pilihan suara bebas kepada anggota Parlemen, sesuatu yang tampaknya sedang ditempuh pihak Koalisi di Australia.

Dalam beberapa hari terakhir, Menteri Komunikasi Malcolm Turnbull menggambarkan Australia sebagai ‘satu kejanggalan’ dalam pernikahan sesama jenis di antara negara-negara Persemakmuran termasuk Inggris, Selandia Baru dan Kanada.

Perdebatan baru di Australia dipicu oleh voting di Irlandia yang mendukung kesetaraan pernikahan dalam sebuah referendum, pada akhir pekan.

"Dunia tak menunggu Tony Abbott dan DPR kita tak perlu menunggu juga. Saya tahu ada anggota Parlemen dalam Koalisi yang akan mendukung kesetaraan pernikahan jika Tony Abbott memberi mereka suara bebas," ungkapnya.

Partai Buruh telah memberikan anggota parlemen suara bebas dalam isu kesetaraan pernikahan, namun wakil pemimpin partai, Tanya Plibersek, mendesak diberlakukannya suara mengikat terkait masalah ini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aplikasi ini Bisa Kenali Spesies Katak dari Suaranya

Berita Terkait